Monday, November 28, 2011

Ternyata Hanya Rumor!

Kesalah pahaman yang aku dengar dua hari ini berhasil menyita fikiran dan emosiku. Bagaimana tidak teman satu perjuanganku sendiri seolah menyerangku karena selentingan berita yang dia dengar dari orang lain, yang menyatakan bahwa ada orang/pihak yang ,merasa di rugikan atau malah merasa namanya tercemar terkait dengan tulisanku di suatu media. Benarkah????

Tanda tanya besar seketika menyelimuti benakku saat pertama kali saya mendapat sms dari salah satu teman bahwa ada satu teman yang memposting dan menginformasikan bahwa saya harus segera mengklarifikasi, meminta maaf kepada seseorang/pihak yang katanya di rugikan atas tulisan yang saya tulis? wow!! memang sedasyat apa tulisan saya itu?

Saya mencoba santai menghadapi semua karena memang saya rasa tidak ada yang aneh dengan tulisan saya. Saya juga tidak pernah menarik nama seseoramg kedalam tulisan saya itu.

Ingin saya biarkan tadinya karena toh itu cuma selentingan, selama ini tidak ada yang meminta saya untuk klarifikasi ataupun protes tentang tulisan itu, tetapi karena sudah semakin melebar dan di perdebatkan di dalam satu forum sendiri saya ambil sikap juga. Dengan alasan tidak mau semua ini menjadi boomerang dalam satu keluarga, saya segera meminta penjelasan kepada orang /pihak yang menurut kabar merasa di rugikan oleh isi tulisan saya. Tetapi sampai coretan ini saya tulis tidak ada jawaban apa-apa dari yang bersangkutan ;-)

Hmmmmmm

Berpisah Baik Baik Itu Tidak Sulit lho!!

Hari ini ada seorang teman menelfon aku dan menangis karena ingin mengakhiri hubunganya dengan pacarnya. Sempat heran juga saya karena dia yang akan mengakhiri, tetapi kenapa dia yang menangis dan sedih ya?
Setelah saya tanya dan dia cerita panjang lebar saya bau mengerti. Keputusanya untuk mengakhiri hubungan dan meninggalkan kekasihnya ternyata memang tidak mudah. Kenapa? karena memang mereka berdua sama-sama saling mencintai dan saling menyayangi. Kenapa memutuskan untuk berpisah?

Menjalin hubungan selama empat tahun tentunya bukan hal yang mudah, tetapi juga bukan hal yang sulit ataupun mustahil. Selagi masih ada cinta, kasih sayang, ketulusan dan kejujuran semua akan terasa ringan dan mudah. Meskipun permasalahan akan muncul di dalam perjalananya itu tentu saja hal yang sangat wajar dan justru hal itu menjadi jembatan yang bisa mematangkan suatu hubungan. Dari segala permasalahan yang sering muncul setiap pasangan juga bisa lebih mengenal dan memahami satu sama lain.

Menurut saya pribadi mengakhiri hubungan dengan baik-baik dan berpisah baik-baik tanpa ada kebencian dan dendam setelahnya itu tidak sulit dan tidak mustahil. Memang mungkin sulit untuk menerima pada awalnya, tetapi adanya ketulusan cinta yang ada pastinya tidak akan mudah merubah perasaan cinta itu sendiri menjadi sebuah kebencian. 

Sesuai dengan pengalaman pribadi :-) dua kali memutuskan seseorang, tidak ada yang pada akhirnya bermusuhan. Kita bisa berpisah baik-baik dan damai, bahkan setelahnya kita menjadi teman atau sahabat yang baik. Semua karena mungkin pada saat kita memutuskan untuk berpisah kita bicarakan sama-sama apa alasanya dan bagaimana seandainya kita tetep besi keras melanjutkan. Meskipun semua masih dalam pandangan tetapi semua bisa jadi acuan ataupun peringatan kedepan.

Jadi selama masih ada kejujuran dalam komunikasi apapun alasanya semua pasti bisa di raih dengan damai, karena sebenarnya permusuhan yang timbul akibat perpisahan lebih banyak karena salah satu pihak merasa di rugikan atau di bohongi.

Kejujuran, mungkin hanya inilah kunci dalam sebuah hubungan. Bagaimana akhirnya suatu hubungan tidak bisa kita mengetahuinya. Apakah akan terus bersama ataupun sebaliknya. Jujur apa adanya, bicara suka bila suka, bicara tidak bila tidak. Kepura-puraan tentunya sangat menyakitkan. sikap saling menerima satu sama lain, saling melengkapi.

Buat sahabatku semoga kalian bisa tetap menjaga hubungan dengan baik meski tidak akan bersama. Semoga mendapatkan jalan terbaik. Amin




Tuesday, November 22, 2011

Thursday, November 10, 2011

Balada Cinta Surti

Namanya Surti, wanita dari Kediri sengaja merantau keluar negeri untuk mencari rezeki. Singapura, negeri inilah yang dia minati. Surti mempunyai cita-cita dan keinginan yang sangat tinggi. Dia ingin banyak uang, bisa senang-senang dan shoping setiap hari. Dia berasal dari keluarga yang tidak miskin tetapi tidak juga kaya sekali. Karena ambisi dan keinginanya yang ingin dia penuhi maka dari itulah Surti nekat keluar negeri. 

Surti sangat beruntung sekali, dia mendapat majikan yang baik hati. Kerjanya tidak berat meski tidak juga ringan sekali. Dia juga mendapat libur satu minggu sekali. Surti memang rajin sekali karena itulah majikanya sangat senang sekali. Surti sudah sangat di percaya sehingga apapun yang dia ingin pasti majikanya memenuhi bahkan setiap saat Surti di ijinkan bila mau pergi yang penting kerjaan sudah beres dan tidak ada yang di tunda lagi.

Suatu hari Surti jalan-jalan naik MRT, akhirnya dia kenal sama orang Benggali. Pada awalnya itu cowok selalu mengikuti Surti, akhirnya Surti tak enak hati dan dia tanyai apa maunya itu cowok mengikuti dan akhirnya si cowok hanya ingin mengajaknya minum kopi. Surti yang memang tidak mengerti dan belum tahu akan situasi di luar negeri ini, dia mau duduk berdua sambil minum kopi. 

"Hi, Darling siapa namamu kamu cantik sekali lagi sexy,"tanya cowok Benggali kepada Surti.
"Ah, kamu bisa saja, terimakasih namaku Surti," jawab Surti dengan muka berseri.
"Iya Darling kamu cantik sekali, body kamu seksi sekali. O iya, berapa no HP kamu nanti aku akan kasih kamu top Up setiap hari," kata Cowok Benggali mulai merayu Surti
"Ah, kamu baik sekali. Kamu juga ganteng wajahmu seperti Sahrukhan yang suka main film di tivi."

Surti akhirnya luluh dan jatuh hati, dia memberi nomor HPnya ke cowok Benggali karena ingin mendapat pulsa setiap hari. Setiap hari, pagi, siang, sore dan malam hari cowok Benggali tidak henti-henti menelfon Surti. Merayu Surti hingga akhirnya Surti lupa diri. Top Up setiap hari di kirimi dan akhirnya si cowok minta Surti untuk ketemu hari Minggu nanti.

Hari Minggu tiba akhirnya Surti bertemu si cowok Benggali. Surti dandan cantik dan sangat seksi membuat si cowok benggali tak berkedip memperhatikan Surti. Surti di janjikan untuk di ajak shoping hari ini, apapun yang di ingin akan dia penuhi. Surti sangat senang sekali karena memang ini yang di ingin semua kemauan bisa terpenuhi.

Banyak barang yang di beli Surti, dari hiasan rambut, baju sampai gelang kaki. Semua bagus dan yang dia sukai. Surti merasa capek sekali, si Benggali mengajaknya istirahat setidaknya bisa meluruskan kaki. Surti akhirnya menuruti, si Benggali mengajaknya istirahat di tempat yang bertuliskan wolu siji. Dasar Surti yang tidak tahu apa-apa hanya menurut dan mengikuti sampai dalampun dia tetep belum menyadari.

Surti kaget dan tak mengerti sampai didalam si Benggali buka baju tanpa tersisa sama sekali. Si Surti tertawa geli, di kiranya bercanda dia diam saja bajunya juga di lucuti. Surti akhirnya lupa diri setelah si Benggali berhasil mengerjai. Surti malah ketawa ketiwi seperti anak kecil di kasih permen kaki. Dan akhirnya mau dan mengikuti setiap si Benggali mengajaknya mengulangi seminggu sekali karena di janjikan apa keperluan akan semua di penuhi.

Surti kini berubah drastis sekali, dia lupa apa tujuanya kesini. Meski benar dia hanya memenuhi apa yang diingin hati tetapi dia tidak menyadari cara yang salah yang sudah dia tempuhi. Sekarang bukan hanya dengan si Benggali dia pergi tetapi sama siapa saja yang penting mau memberi apa yang di minta Surti.

Suatu hari surti pergi dengan orang yang sangat putih sekali. Surti merasa sangat bangga karena dia tak pernah membayangkan ada orang putih yang mau padanya dan peduli. Surti sudah biasa minum Bir ataupun wisky. Minuman es teh katanya sudah tidak level lagi.

Pada suatu hari si Benggali memergoki surti bersama seseorang mesra sekali. Si benggali sangat marah sekali karena merasa di khianati. Dia sakit hati dan ingin membalasnya kepada Surti. Saat sore hari dia menghubungi Surti untuk ketemu terakhir kali, dia bilang akan segera pulang ke Benggali. Surti mengiyakan dengan nada pura pura sedih sekali. 

Surti meminta menjemputnya naik taxi karena ada sesuatu yang dia ingin beli. Si Benggali menuruti dan memenuhi apa yang di minta Surti. Setelah selesai si Benggali mengajak surti untuk perpisahan di wolu siji, surti menerima dengan senang hati. Dalam hatinya ah, kan ini terakhir kali. Mereka berdua akhirnya merasa capek sekali, dan surti tertidur pulas sekali. Si Benggali keluar seorang diri meninggalkan Surti di dalam sendiri. Si Benggali pergi ke kantor polisi menyerahkan diri karena mengaku sudah membunuh Surti dengan menaruh racun dalam minuman Surti.

Si Benggali kini masuk bui dan di ancam hukuman mati, kini si Surti terpampang disana sini, seperti Artis yang terkenal sekali. Tetapi sayang Surti tidak mengetahui karena si Surti kini sudah pergi.

Innalillahiwainailaihirojiun.

Monday, November 7, 2011

Cinta tak pernah Salah

Indri, gadis dengan kulit sawo matang yang sangat periang, ramah, dan mudah bergaul dengan siapa saja. Karena cita-citanya untuk menjadi gadis yang mandiri dan keinginanya untuk membahagiakan kedua orang tuanyalah yang membuatnya rela dan penuh tekad meninggalkan desa tercintanya Banyumas ke Singapura.

Fia, gadis ayu dengan postur tubuh yang sangat proposional. Kulitnya putih, rambutnya hitam legam dan indah, dua lesung pipit yang terlihat saat dia terseyum membuat jantung lawan bicara berdecak kagum. Sangat manis. Meskipun terkadang dia gampang tersinggung tetapi dia adalah type pemaaf. Dia berasal dari keluarga yang kaya tetapi dia senang untuk berpetualang dan hal-hal yang menantang dirinya, salah satunya adalah bekerja menjadi Tenaga Kerja Wanita ke luar negeri dengan profesi sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT). Negara Singapura inilah pilihanya.

Andika, pria dengan postur yang gagah, mata sayu yang meneduhkan membuat siapa saja yang memandang merasa sejuk dan nyaman. Jiwanya yang rendah hati dan suka menolong serta pemaaf membuat dia sangat disukai semua teman-temanya. Jenjang pendidikan yang memadai dan keterampilan yang dimilikinya membuatnya dengan mudah mendapatkan kerja di negara Singa ini.

Indri Fia dan Andika ketiganya bertemu dan saling mengenal setelah sama-sama terlibat dalam pagelaran seni budaya yang di adakan KBRI setempat. Seiring berjalanya waktu mereka begitu cocok hingga dengan mudahnya tercipta keakraban diantara mereka, kini mereka adalah sahabat yang sama-sama saling membutuhkan dan melengkapi.  Setiap ada kesempatan di hari libur mereka selalu menyempatkan diri untuk bertemu walau hanya beberapa saat. Saling bersandar satu sama lain, saling menguatkan, saling berbagi dan saling menerima.
                                                               ------()-------
"Dika, ini untukmu," Indri menyerahkan kotak ungu dengan hiasan pita berwarna putih yang sudah di persiapkan beberapa hari yang lalu, "selamat ulang tahun Dika," lanjutnya.

"Wow, terimakasih Indri. Kamu memang satu sahabatku yang paling mengerti apa yang aku mau termasuk kado di hari jadiku," gurau Andika sambil tertawa. Serentak di cubitnya pipi Indri yang kontan membuatnya tersipu.

Ada getar yang dirasa. Darahnya seolah berdesir hangat mengalir di sekujur tubuhnya. Perasaanya menjadi hangat, membuatnya melayang mengitari taman asmara yang penuh dengan bunga-bunga cinta. Indah.

"Hi, selamat pagi semua!" Andika sayang selamat ulang tahun! Fia datang dan langsung nyelonong memeluk Andika dan mendaratkan ciuman di kedua pipi Andika. Meski tergolong biasa tetapi kali ini ada satu hati yang tiba-tiba tidak nyaman dengan semua itu. Indri cemburu. 
"Iya, ini kado untukmu kamu pasti memang mengharapkanya kan hehehhe," dengan candaanya Fia menyerahkan kotak putih dengan hiasan pita berwarna ungu yang sangat cantik. 

"Lho, kok kalian bisa senada begini ya? pasti sudah di rencana iya kan?" kata Andika seraya menunjukkan kado yang di dapatnya dari Indri dan Fia. "Kalian memang sahabatku yang paling super, sangat tahu tentang seleraku. Terimakasih Indri, Fia kalian adalah kado yang sangat istimewa buatku. Dika sayang sama kalian berdua," ketiganya saling berpandangan dan tawa ceriapun kembali pecah.
                                                             --------()-------
Indri menghempaskan tubuhnya ke pembaringan. Matanya menerawang menyapu langit-langit kamarnya yang sempit. Tiba-tiba saja perasaanya menjadi gelisah mengingat apa yang sudah dia utarakan bersama kado ulang tahun yang di hadiahkanya. Rasa takut tiba-tiba menyelinap di hatinya membayangkan Andika marah dan akan meninggalkanya hingga bukan cinta yang didapatnya tetapi juga hubungan persahabatan yang selama ini mereka bina akan hancur. Indri memejamkan matanya bulir-bulir bening itu pecah dan terjuntai di ujung matanya. Semburat sesal kini merasuki jiwanya.

Fia menatap bayangan dirinya melalui cermin yang berada di dalam kamarnya. Serasa ingin marah kepada dirinya sendiri yang sudah dengan berani mengungkapkan perasaanya yang belum dia sadari adakah itu benar-benar atau hanya luapan emosi sesaatnya tanpa memikirkan hubungan persahabatanya selama ini. Perasaan yang tiba-tiba ada dan membuatnya gelisah atas sosok sahabatnya sendiri, Andika. Dia mengepalkan tanganya sorot matanya tajam menatap bayangan dirinya di cermin. Semburat sesal berwujut amarah yang kini dia temukan.

Andika geleng-geleng kepala setelah membuka kado dari kedua sahabatnya Indri dan Fia. Dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang di sampaikan oleh kedua sahabatnya tentang perasaan mereka terhadap dirinya. Tidak pernah terbayang sedikitpun di benaknya bahwa kedua sahabatnya menyimpan perasaan yang bisa saja memutuskan persahabatan mereka selama ini. Apalagi ini adalah kedua-duanya. Andika bingung meski harus bagaimana. Tidak mungkin dia akan menerima salah satu dari mereka, bukan karena apa tetapi persahabatan bagi Andika jauh lebih indah di banding ikatan sebagai seorang kekasih. Meski semua itu mempunyai tempat dan porsi masing-masing.

Semenjak saat itu beberapa hari ketiganya tidak saling memberi kabar, tidak pernah sms ataupu telepon. Mereka saling diam seolah saling menunggu yang lain untuk memulai berbicara dan saling menyapa hingga Sabtu menjelang. Andika yang merasa sudah tidak nyaman segera mengirimkan sms kepada Indri dan Fia untuk beretemu di hari Minggu.
"Besuk kita ketemuan di tempat biasa jam 11 ok! see You," sms singkat yang di kirim Andika kepada Indri dan Fia.
                                                               -------()------
Andika yang sudah sampai terlebih dahulu terlihat asik menikmati segarnya udara pagi di pinggir pantai Eas Cost. Deburan ombak yang berkejaran membelai pantai seolah mengerti gundah di jiwa Andika. 
Di kejauhan sudah terlihat Indri dan Fia dengan girang mendatangi Andika dengan sepatu rodanya. 
"Dika, Ayuk kita main dulu," teriak Indri sambil melambaikan tangan mengajak Andika.
"Gak ah, kalian saja trus langsung kesini," tolak Andika.
Akhirnya Indri dan Fia meluncur dengan sepatu rodanya bersama. Setelah satu putaran mereka berdua menghampiri dimana Andika berada.
"Nih, minum!" Andika menyerahkan minuman kepada Indri dan Fia. 
Setelah Andika rasa cukup buat kedua sahabatnya untuk istirahat dia segera membuka pembicaraan.

Andika beranjak mengambil duduk di antara Indri dan Fia. Keadaan tiba-tiba sedikit menegang, Indri dan Fia terlihat gelisah mereka sama-sama tidak mengetahui bahwa mereka berdua mempunyai perasaan yang sama dengan satu sahabatnya tersebut.

"Indri, Fia, Dika ucapkan terimakasih banyak atas kado yang kalian berdua. Sungguh Dika suka banget tetapi ada hal yang membuat Dika sedih. Bukan aku tidak suka ataupun apa tetapi semua membuat aku tidak nyaman. Aku yakin tanpa aku katakan secara gamblang kalian berdua tahu apa yang saya maksudkan," serentak Indri dan Fia saling berpandangan, "kalian berdua adalah sahabatku. Aku sayang kepada Kalian berdua meski bukan sebagai pasangan kekasih tapi rasa itu jauh lebih indah rasanya. Jauh lebih berarti. Aku tidak mau hanya karena itu hubungan persahabatan yang sudah kita bina selama ini hancur. Aku ingin kalian berdua tetap menjadi sahabatku, seperti kemarin, hari ini, besuk dan selamanya. Mau kan kalian tetap bersahabat dan menepis perasaan ego Kalian terhadapku, Indri, Fia?" lanjut Andika seraya memandang Indri dan Fia bergantian.

Indri dan Fia tertunduk setelah beradu tatap dengan Andika. Air mata keharuan tiba-tiba hadiar mengurai kebekuan diantaranya, larutkan rasa, cairka ego. 

"Dika, maafin Indri."
"Dika, maafin Fia juga"
"Dika sayang sama kalian berdua. Kalian adalah sahabat terbaikku."

Ketiganya saling berpelukan, keharuan tercipta. Kini ketiganya akan tetap menjadi sahabat. Mereka sadar tidak selamanya rasa cinta yang terkadang hadir tanpa di sadari dan tanpa di minta bisa menjadi kebahagiaan buat mereka, tetapi bisa sebaliknya karena terkadang tanpa disadari rasa itu hanyalah luapan emosi sesaat yang bisa jadi menjadi awal sebuah kehancuran Tetapi bagaimanapun kehadiran cinta tidak perah salah karena rasa itu tetap suci selagi ia tumbuh dari hati tanpa nafsu.

                                              ------ T A M A T --------