Friday, October 28, 2011

Hi Pemuda, Bangunlah!

13197676621337627253
Hi pemuda, bangunlah!
Singsingkan lengan bajumu!
Cairkan hari yang beku,
Berpaculah dengan jari-jari waktu,
Gilas hari-hari yang ringkih,
Sibak waktu yang kusut,
Bentangkan semangatmu!
Kobarkan gairah Jiwamu!
Bangunlah!
Lihat negerimu,
Limbung pada sisi luka,
Perih pada sembilu yang meresap
Menelan dusta menganga
Bangunlah!
Jangan biarkan mereka terus tertawa
Menutup telinga dari suara-suara yang terpiuh
Mencicipi luka
Para jelata
Hi pemuda, bangunlah!
Lihatlah matahari menyala
Menyibak sepi membentang pelangi
Jangan biarkan cahayanya dibaham nestapa
Cukup sudah,
Pertiwi menangis dalam perih
Bangunlah!
Bangkitlah!
Bentangkan jala,
Wujudkan ikrarmu!

Sunday, October 16, 2011

Usai

malam ini
yach, malam ini
pada hitamnya yang pekat
pada binarnya yang pucat
pada cahayanya yang redup
dan pada belaianya yang dingin
aku titipkan semua
aku sandarkan semua
aku simpan semua
dan aku ingin tak Ada lagi sisa
maafkan kiranya
mungkin aku tak berdaya
atau mungkin aku tak bisa menjaga
tapi lihatlah
bukankah ini yang kau pilih
ini jalanmu
ini kebahagiaanmu
dan lihatlah aku disini
aku baik baik saja
tenanglah
bentangkan birumu
hingga kau dapatkan sejatinya mimpimu
biarlah cerita kita
usai di persimpangan ini

Tuesday, October 11, 2011

Rasa Yang Terpendam

Perlahan kau beranjak
Menjauh, menghilang
Sirna dalam pandangan

Jejakmu masih disini
Terpatri jadi prasasti
Dalam bilik hati

Rasa ini tak kusadari
Tapi kurasai
Perlahan dia bersemi

Sendiri dalam sepi
Tanpamu disisi
Aku berteman sunyi

Memeluk angan
Mencumbu bayang
Mengharap kau bertandang

Tersentak dalam sadar
Kecewa menyesak dada
Kau telah pergi
Sebelum aku mengucap kata

Pelangi Hati

"Aira Tunggu! Aira.......!"

Aku semakin mempercepat langkahku melangkah meningglkan pusat perbelanjaan yang ada di komplek kampung cina itu, setengah berlari aku menuju stasiun MRT (kereta) terdekat. Suara Reno yang terus memanggil-manggil namaku tidak aku hiraukan.

Aku terus menyelinap di antara ratusan orang di tempat itu. Aku ingin Reno tidak akan bisa mengikuti aku saat ini. Sikap dia yang sudah bikin hatiku kesal semakin membuat aku semakin bosan dengan keadaan ini. Aku semakin jengah dan merasa tidak nyaman lagi.

Tepat saat aku sampai di stasiun kereta, pintu kereta terbuka aku segera lari masuk dan langsung pintu tertutup dan kereta melaju. Aku merasa lega karena aku yakin Reno kehilangan jejakku.

Aku menuju bangku yang kosong yang berada di sudut dekat pintu belakang. Ku sandarkan tubuhku sesaat ku tarik nafas dalam-dalam dan menghempaskanya perlahan. Mataku terpejam mencoba menetralisir gemuruh rasa yang menyesakkan dada.

Mataku terasa panas tiba-tiba, seolah butiran bening yang berada di sudutnya tak bisa terbendung. Sekuat jiwa aku berusaha tenang.
*******

"Aira! kamu sendirian?"
Suara seseorang mengagetkanku, seketika lamunanku membuyar. Aku kaget luar biasa dan mengira Reno yang bersuara.
"Aira, kamu kenapa sih kok kaget begitu?"

"Fia, kamu ngagetin saja dech."
"Yee lagian di MRT kok melamun saja kalau kelewatan gimana? kamu mau kemana?"
"Gak tahu. Gak ada tujuan."
"Kok? kamu sendirian? tumben, Reno kemana?"
Aku hanya menggeleng mendengar pertanyaan Fia temanku itu.

"Fia, ikut aku yuk?"ajakku serius
"Kemana?"
"East Cost....pingin main air. Mau ya!"
" hmmm ok, karena pasti saat ini kamu ladi dongkol jadi aku temenin kamu " jawab Fia sambil nyengir. Aku tersenyum lega mendengar dia bersedia menemaniku.
********

Deburan ombak di pantai East Cost seperti gelora dalam hatiku. Gelombang menggulung siap menghempas karang yang menghadang, walau masih tersisa obak yang membelai pantai dan akhirnya meninggalkanya kembali.

Amarah dan kekesalanku atas sikap Reno yang selalu mau menang sendiri tidak juga bisa membuat aku membencinya. Aku mencintainya tulus dari hatiku. Tidak pernah punya alasan karena dia begini ataupun begitu.

Walau sering rasanya aku marah dan melampiaskan kekesalanku tetapi aku hanya ingin dia tahu dan memahami bahwa dia adalah seorang laki-laki yang mempunyai fungsi melindungi kekasihnya bukan sebaliknya.

Rumah pasir yang aku cipta hanya bisa sesaat terlihat karena ombak datang dan merampasnya. Aku tidak peduli. Ku cipta dan kubangun kembali, meski akhirnya lagi-lagi ombak mengambilnya.

Seperti rasa di jiwaku untuk Reno. Walau sering kali hati ini dibuat kecewa, sering kali dia memaksa butiran bening ini menjadi rinai yang setia, cintaku tak pernah mati.

Hari beranjak senja. Langit mendung sepertinya mau hujan. Rinai gerimis mulai tercipta. Aku tetap duduk di tempatku mencipta rumah pasir sendiri sementara Fia sepertinya asik dengan kekasihnya sendiri.

Kaki hujan yang mulai menampar wajahku tidak aku hiraukan. Aku semakin asih. Aku menikmati setiap titik rinai yang membuat basah ragaku. Aku ingin hujan kali ini sekaligus mengguyur hatiku dan menenggelamkan semua amarah yang ada. Aku ingin tersenyum aku ingin melupakan semua yang terjadi hari ini.

Saat hujan mulai reda matahari masih setia. Begitulah adanya. Sedih tak akan selamanya, masalah ada penyelesaianya, semua datang dan pergi untuk pembelajaran. Hangatnya mentari terasa sampai di jiwaku. Hujan kali ini benar-benar bisa menenggelamkan kesedihanku. Kini aku bisa tersenyum, senyum yang sempurna seperti kesempurnaan senja kali ini.

Senyummku semakin merekah saat terlihat di unung pantai terhias oleh tujuh warna garis melengkung yang indah. Pelangi senja yang di hadirhkan oleh bias mentari kali ini sungguh indah. Menjadikan senja hari ini menjadi senja yang terindah. Aku tersenyum seketika aku melihat wajah Reno nampak diantara warna pelangi yang ada. Reno pelangi hatiku yang terkadang memberi indah walau terkadang sembunyi dalam kabut hati.

Panggil Aku Fia

"Hi gadis bodoh!!"

Suara itu sudah tidak asing terdengar oleh telingaku. Entah siapa sebenarnya pemuda itu. Setiap kali aku datang ke pantai ini dia selalu muncul dan memanggilku dengan sebutan itu. Akupun tidak ingat kapan pertama kali dia menyapaku waktu itu. Aku tidak pernah mempedulikanya.

"Hi bodoh! nih...pakai! hujan, nanti kamu sakit baru tahu rasa."
"Apa peduli kamu, aku nggak butuh."

Aku dengan sigap menepis tanganya yang akan memakaikan topi ke kepalaku, karena gerimis semakin lebat. Aku sengaja tidak mau memakai topi seperti permintaanya, karena aku suka hujan. Aku merasa senang ketika kaki hujan menampar-nampar wajahku. Aku merasa gembira disaat hujan membasahi semua rambut dan tubuhku.

"Kenapa sih kamu suka main hujan-hujanan?"

Aku tetap diam tidak menjawab pertanyaan pemuda aneh yang memang tidak aku kenal ini. Aku lebih asik membangun rumah pasirku yang selalu saja runtuh terhempas ombak.

"Hi, aku bicara sama kamu bodohhhhhh!!!" tanpa kusadari tangannya memencet hidungku kuat sekali.
"Hi, apa-apaan sih kamu. Sakit tahu"
"Habisnya kamu di ajak bicara tidak merespon""Panggil aku Fia. Namaku Fia, bukan gadis bodoh."
"Owh jadi nama kamu Fia. Ya Fia bodoh"
"Cukup Fia tidak pakai bodoh"
"Iya-iya dasar cerewet. O, iya. Aku Aldo." pemuda yang akhirnya ku ketahui bernama Aldo mengulurkan tanganya padaku. "Eh, kenapa sih kamu suka di pantai ini sewaktu gerimis senja?" lanjutnya.

" Aku suka pantai, aku suka gerimis dan aku suka......" aku tidak melanjutkan kata-kataku. Aku terbelalak saat pandanganku menangkap sesuatu di ujung sana. Sesuatu yang selalu aku tunggu-tunggu. Mataku berbinar seketika. Aku suka. inilah yang aku tunggu.

"Hey....lihat itu. Yach aku suka dengan dia. Dialah yang selalu aku tunggu di pantai ini setiap datang gerimis. Pelangi itu indah." tangan kananku menunjuk ke arah pelangi itu terlihat, sementara aku tidak menyadari lengan kiriku merangkul bahunya.

Saat tatapanku beradu dengan matanya yang bening saat itulah aku tidak bisa mengeja kata. Lidahku kelu. Aku merasa darahku berdesir hangat menyelimuti relung jiwaku.

Penggoda

Lembut suaramu
Indah tutur bahasamu
Sayu matamu menatap tajam
Meluluhkan jiwaku yang beku

Kau sentuh aku
Kau cium aku
Kau peluk aku
Kita bercumbu dalam gelora menggebu

Desahmu
Seperti petir menggelegar
Membuatku bergetar
Melenakan aku dalam sadar

Sentuhanmu
Hangat mengairahkan
Lincah menyentuh
Setiap titik hasrat dalam diriku

Memuncak
Kita menyatu
Pada desah, dan nafas yang memburu

Melenguh aku tak berdaya
Terkapar dalam pasrah
Gairah terkuras
Lemas terkulai

Senyum indah tersaji
Dalam senyum nakal
dalam kepuasan

8 Kado Terindah Untuk Orang Tersayang

Delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orangyang Anda sayangi.

KEHADIRAN
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya.Memang kita bisa juga hadir dihadapannya lewat surat, telepon, foto atau faks. Namun dengan berada di sampingnya, Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.

MENDENGAR
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaanbetul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan Anda memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.

DIAM
Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, Diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya "ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomel.

KEBEBASAN
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah "Kau bebas berbuat semaumu". Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

KEINDAHAN
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan sebuah kado yang indah. Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.

TANGGAPAN POSITIF
Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.

KESEDIAAN MENGALAH
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi pertengkaran yang hebat. Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado "kesediaan mengalah". Kesediaan untuk mengalah jugadapatmelunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.

SENYUMAN
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliiling kita. Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi?
 
Sumber : Dari berbagai sumber

Monday, October 10, 2011

Jatuh Cintalah!! dan Bangunlah Cintamu!!

Mengapa orang menikah? Karena mereka jatuh cinta.
Mengapa rumah tangganya kemudian bahagia? Apakah karna jatuh cinta? Bukan. Tapi karena mereka terus bangun cinta.
Jatuh cinta itu gampang,10 menit juga bisa. Tapi bangun cinta itu susah sekali,perlu waktu seumur hidup.

Mengapa jatuh cinta gampang? Karena saat itu kita buta, bisu dan tuli thd keburukan pasangan kita.

Tapi saat memasuki pernikahan, tak ada yg bs ditutupi lg. Dgn interaksi 24 jam per hari 7 hari dlm seminggu, semua belang tersingkap..

Di sini letak perbedaan jatuh cinta dan bangun cinta. Jatuh cinta dlm keadaan menyukai. Namun bangun cinta diperlukan dlm keadaan jengkel. Dlm keadaan jengkel, cinta bukan lg berwujud pelukan, melainkan berbentuk itikad baik memahami konflik dan bersama2 mencari solusi yg dpt diterima semua pihak. Cinta yg dewasa tak menyimpan uneg2, walau ada bbrp hal peka utk bisa diungkapkan seperti masalah keuangan, orang tua dan keluarga atau masalah sex.. Namun sepeka apapun masalah itu perlu dibicarakan agar kejengkelan tak berlarut.

Syarat utk keberhasilan pembicaraan adalah kita bisa saling memperhitungkan perasaan. Jika suami istri saling memperhatikan perasaan sendiri, mereka akan saling melukai. Jika dibiarkan berlarut, mrk bisa saling memusuhi dan rumah tangga sudah berubah bukan surga lagi tp neraka. Apakah kondisi ini bisa diperbaiki? Tentu saja bisa, saat masing2 mengingat komitmen awal mereka dulu apakah dulu ingin mencari teman hidup atau musuh hidup. Kalau memang mencari teman hidup kenapa sekarang malah bermusuhan??

Mencari teman hidup memang dimulai dengan jatuh cinta. Tetapi sesudahnya, porsi terbesar adalah membangun cinta. Berarti mendewasakan cinta sehingga kedua pihak bisa saling mengoreksi, berunding, menghargai, tenggang rasa, menopang, setia, mendengarkan, memahami, mengalah dan bertanggung jawab.

Jatuh cintalah dan sesudah itu bangunlah cinta.