Sunday, August 28, 2011

Surat Cinta Untuk Majikanku

Teruntuk yang saya hormati,
Tuan dan Nyonya
Majikanku yang budiman
Tuan, Nyonya….
Maafkan saya. Dalam kesempatan ini, saya hanya ingin meluahkan sedikit rasa yang selama ini hanya bisa saya pendam di dada ini. Berharap sekiranya saya bisa merasa sedikit lega dan alangkah bahagianya seandainya kalian membacanya.

Tuan, Nyonya….
Terimakasih tak terhingga ingin kusampaikan karena kalian sudah memilihku untuk bekerja di rumah ini, membantu kalian. Mengerjakan semua pekerjaan rumah yang mungkin kalian tidak suka atau merasa enggan untuk mengerjakanya. Tidak mengapa untuk saya tuan, Nyonya. Aku senang dengan semua karena memang dari awal saya datang kesini, untuk semua ini, bekerja membantumu di rumah ini.

Tuan, Nyonya….
Saya paham ini semua tugas dan pekerjaanku. Membersihkan setiap sudut dan ruang istana ini. Memoles semua yang ada biar terlihat indah, menjaga agar lantai selalu terlihat seperti kaca. Saya juga seperti kalian, senang dengan tempat yang rapi dan bersih. Karena itu saya selalu menjaganya dan membersihkanya setiap hari walau sebenarnya tidaklah kotor. Saya melakukanya dengan sepenuh hati.

Tuan, Nyonya….
Saya juga senang melihat lantai rumah ini seperti cermin, hingga saya bisa melihat wajahku disana. Lihatlah! Setiap sudut dan ruang terlihat bersih dan rapi. Toilet kita seperti gambar-gambar yang ada di iklan tivi dan surat kabar bersih, indah dan rapi juga wangi. Sungguh memandangnya membuat hati senang dan berseri.

Tuan, Nyonya….
Saya lapar, saya haus. Berilah saya makan yang cukup biar saya mempunyai tenaga untuk bekerja. Biarkan aku meneguk air biar aku tidak kekeringan dan kekurangan cairan. Tuan, Nyonya! Tahukah kalian? Saya begitu bernafsu saat memasak hidangan untuk makan kalian. Di waktu sarapan, makan siang ataupun makan malam. Aku memasak dan menyiapkanya dengan segenap hati. Bumbu-bumbu kuracik dengan segenap cinta ini agar kalian senang dan nikmat melahapnya.
Semua ku hidangkan untuk kalian, dalam kelezatan itulah ada kasih sayang dan kesetiaan pengabdianku untuk Tuan dan Nyonya.

Tuan, Nyonya….
Maafkan saya. Meskipun terkadang masakan saya kurang sedap, itu bukan berarti saya tidak sayang dan cinta lagi. Bukan berarti pula saya berkhianat, tetapi mungkin aku merasa sedikit kesal dan bosan karena kalian selalu melahapnya habis tanpa sisa dan kalaupun tersisa kalian lebih suka membuangnya. Tuan, Nyonya! Kenapa kalian tidak memberikan pada saya? Kenapa kalian tidak suka saya juga menikmati makanan yang lezat itu juga? Kenapa kalian lebih suka saya memakan nasi putih hanya dengan semangkuk sup yang kau buat dari air panas yang kau kasih garam? Kenapa tuan? Kenapa Nyonya?

Tuan, Nyonya….
Saya ingin bahagia di tengah-tengah kalian, sehingga tidak akan membuat kalian kecewa dengan hasil kerja saya.
Nyonya, saya terkadang iri melihat nyonya setiap bangun tidur langsung menyalakan computer ataupun tivi Hingga lupa untuk gosok gigi. Saya selalu melihatmu tersenyum bahagia waktu itu, mungkin kamu merasa begitu indah dan menyenangkanya hidupmu. Duduk dikursi dengan segelas jus dan sebuah apel itulah sarapanmu. Duduk santai, kaki saling bertindih sambil membolah-balik tabloid kesayanganmu, terlihat kamu sangat santai sekali.
Tuan, saya tahu tuan juga merasa lelah sepertiku. Otot-otot badan terasa kaku, pikiranmu penat tidak menentu. Pasti tuang ingin juga setiap hari libur, tidak bekerja tetapi gaji selalu terima. Tetapi itu pasti tidak mungkin ya tuan. Kita harus bekerja. Tuan masih senang hanya bekerja 8 jam setiap hari dan dua hari dalam seminggu yaitu sabtu dan Minggu bisa libur. Tuan juga enak kerjanya duduk di kursi di belakang meja, tetapi saya yakin tuan lelah juga seperti saya. Lelah Fikiran tentunya.

Tuan, Nyonya….
Saya perlu dan ingin istirahat juga seperti kalian, meredakan pikiran biar tenang, merenggangkan otot-ototku yang tegang. Tuan, nyonya berilah saya waktu untuk istirahat walau sehari dalam seminggu.

Tuan, Nyonya….
Tidakkah kalian juga merindukan saat-saat bersama dengan anak-anak kalian, hanya kalian tanpa saya di tengah-tengah. Dekatkan anak-anakmu pada kalian. Kalian sudah lihat bukan,  betapa dekatnya anak-anakmu dengan saya hingga hampir mereka tidak mau bermain bersama kalian. Tidak seru katanya. Bukankah kalian juga merasa sedih disaat anak kalian yang paling kecil memanggilku mama, dan tidak mau sama-sekali kalian gendong. Semua karena kalian tidak ada waktu untuk bersama dia. Kalian tidak punya cukup waktu untuk mereka anak-anak kalian.

Tuan, Nyonya….
Sekiranya hanya itulah permintaan hatiku. Semua bukan hanya semata-mata untukku tuan, nyonya. Semua untuk kebaikan kita bersama.

Tuan, Nyonya….
Hanya ini saja yang ingin saya sampaikan, semoga esok ada kata dan tawa ceria dari kalian yang akan saya dengar. Memberiku satu hari dalam seminggu untuk saya beristirahat. Cukup satu hari dalam seminggu.
Pembantu setiamu Tuan, Nyonya
Shelly.
Penulis : Ghara xie Shellyanti No. 33
NB : Untuk membaca hasil karya para peserta Fiksi Surat Cinta yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke Cinta Fiksi : Inilah Malam Perhelatan & Hasil Karya Fiksi Surat Cinta [FSC] di Kompasiana.

Surat Cintaku Untuk President

1313335102535695205
Kepada Yth.
Bapak Presiden yang saya cintai
Bapak Pesiden, maaf ya pak dalam kesempatan ini saya memberanikan diri menulis surat untuk bapak. Saya sudah lama banget ingin bercerita dengan bapak. Tetapi sungguh saya tidak mampu. Tempat bapak sangat jauh apalagi sekarang ini saya sedang berada di Singapura. Bapak pasti bertanya kenapa saya berada di Singapura, Bapak tidak mengira bahwa saya holiday kan pak? saya bekerja disini pak. Sebagai pembantu di negara orang karena saya kurang beruntung di negara kita sendiri. Tapi tidak apa-apa pak, saya senang menjalaninya.
Pak Presiden yang saya cintai.
Saya senang banget sekarang bisa cerita sama bapak. Sekarang bapak sedang apa? sudah makan pak? bapak makanya pasti enak-enak ya pak? tidur bapak pasti di tempat yang nyaman, selimutnya hangat dan kasurnya sangat empuk. Pak, bapak pasti tidak tahu di sini saya hanya makan nasi putih dengan sup yang hanya dibuat dari air panas dan di beri sedikit garam. Saya disini tidur dilantai pak, hanya beralas tikar yang sudah sobek. Setiap malam saya kedinginan bukan karena AC yang kuat tetapi rasa dingin yang berasal dari lantai hingga seperti menusuk tulang-tulang sum sumku. Tetapi tidak megapa pak, saya masih kuat untuk bertahan.
Bapak presiden yang bijaksana.
Pak, saya ingin jujur sama bapak tetapi bapak jangan marah ya! saya cinta dan sayang sama bapak. Tetapi bapak sayang dan cinta sama saya tidak sih? Apakah bapak membohongi saya juga seperti pembantu-pembantu dan ajudan-ajudan bapak yang lain? saya berharap tidak pak. Bapak tidak membohongi saya seperti mereka.
Pak presiden,
Tahu tidak pak, pembantu dan ajudan bapak banyak yang membohongi saya. Saya jadi kecewa dengan kebijaksanaan yang mereka ambil yang katanya itu untuk melindungi dan semata-mata untuk kepentingan saya. Padahal sebenarnya tidak pada kenyataanya pak. Banyak mereka hanya ngomong saja tetapi pada pelaksanaanya mereka banyak yang berbohong.
Pak presiden,
Bapak tahu tidak pembantu bapak yang bapak tugaskan untuk menangani masalah TKI dalam hal ini saya salah satunya, mereka tidak melaksanakan sebagaimana mestinya. Saya tidak tahu apakah bapak tahu tentang hal ini atau tidak. Semoga bapak tidak pura-pura tidak tahu. Kenapa pak saya bilang seperti itu? Bapak tahukan kasus yang belakangan ini sering terjadi kepada teman-teman saya yang ada di negara Arab sana? Satu teman saya sudah di pancung disana pak. Tetapi sudahlah yang itu sudah terjadi tetapi saya harap semua tidak akan terulang pak.
Pak, bapak tahu tidak? bagi saya dan teman-teman tidak mudah lho pak untuk berangkat bekerja sebagai pembatu di negara orang. Padahal hanya pembantukan pak. Saya dan teman-teman harus membayar mahal untuk semua ini pak. Bapak tahu tidak di negara tujuan kami memang terkadang mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dan tidak adil, tetapi tahu gak pak kami lebih banyak mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dan tidak mendapat keadilan dari negara sendiri. Negara yang bapak pimpin saat ini.
Apakah bapak bertanya mengapa? semua karena sistem yang oleh pembantu dan ajudan bapak ambil menurut saya dan teman-teman kurang tepat dan tidak menguntungkan untuk saya juga teman-teman. Saya tidak tahu persis apakah bapak mengetahui dan menyetujui tentang sitem itu apa tidak. Contoh yang mudah dan masih fres saja ya pak yang ingin saya ceritakan ke bapak, yaitu tentang KTKLN dan kebijakan yang lain.
Pak, bapak tahukan? tentang KTKLN yang oleh BNP2TKI yang saat ini di wajibkan untuk saya dan teman-teman untuk memilikinya. Katanya semua demi kepentingan saya, demi melindungi saya dan teman-teman. Dan katanya lagi pak, semua untuk membantu pemerintah mendata keberadaan TKI dimana saja berada. Nah! kalau begitu selama ini apakah pemerintah tidak memiliki data-data tentang warga negaranya yang berada di luar negeri pak? trus data-data yang ada di kertas putih yang kita isi di imigrasi saat kita mau keluar masuk negara itu buat apa pak? apa cuma setelah di stempel trus di tumpuk begitu saja?
Nah ada lagi pak yang membuat saya terheran-heran, untuk mendapatkan KTKLN itu saya dan teman-teman juga harus mengikuti program Asuransi pak, padahal menurut saya itu Asuransinya tidak jelas! kenapa? Bagaimana saya tidak menganggap itu asuransi bisa saya klaim bila saya perlukan, teman-teman saya yang membuat KTKLN itu tidak di berikan salinan polisnya. Pak mungkin saya ini bodo pak tapi setahu saya kalau kita bikin Asuransi kan mendapat bukti yang berupa Polis tetapi kenapa ini tidak bahkan satu tempat dan tempat yang lain sangat berbeda pelayananya. Ada yang bebas tanpa harus membayar Asuransi, ada juga yang harus membayar Asuransi. Gimana aturanya sih pak? kenapa tidak sama? apa karena memang benar keadilan di negeri kita ini sudah tidak ada dan tidak mungkin di adakan?
Pak, bapak pasti juga sudah tahu hal ini. Saya dan teman-teman di istimewakan oleh pembantu dan ajudan bapak itu. Saya katanya sebagai pahlawan devisa. Kedengeranya keren ya pak. Sebagai pahlawan. Tetapi saya tidak bangga lho pak. Devisa yang saya berikan saya tidak tahu persis di gunakan untuk apa. Kalaupun mungkin rasanya saya tidak mau memberikan devisa itu kepada negara, lebih baik langsung ke keluarga ataupun masyarakat, tetapi itu tidak mungkin kan pak?
Pak, selain itu saya dan teman-teman juga di istimewakan lho pak kalau pulang. Saya di beri terminal khusus di bandara. Wah kedengeranya seperti putri ya pak sampai-sampai di beri tempat khusus. Katanya sih supaya saya dan teman-teman aman dari tindak kejahatan ataupun perampokan. Awalnya saya kira benar adanya pak, tetapi kenyataanya tidak lho pak. Justru saya dan teman-teman banyak mengalami kejahatan di dalam sana. Kejahatan dari para ajudan dan pembantu bapak itu. Saya dan teman-teman juga di rampok meski tidak semua. Mereka tidak segan meminta uang kepada saya dan teman-teman dan kalo kami tidak memberi mereka mengancam. Berarti apa terminal itu memang di khususkan untuk saya dan teman-teman agar mereka bebas melakukan kejahatan kepada kami pak?
Pak, saya sudah capek pak. Sudah ngantuk. Bapak sudah ngantuk juga ya pak? pak, saya inu curhat lho pak bukan ndongeng! bapak harus tegas pak. Coba pak kalo bapak tegas pembantu dan ajudan bapak pasti takut dan bertanggung jawab. Bukan malah kurang ajar. Malahan banyak lho pak pembantu bapak yang jadi maling. Padahal mereka sudah kaya tapi tetep kurang akhirnya mereka lebih suka jadi maling. Mereka tidak malu sama saya dan orang-orang lainya pak. Mereka mungkin mukanya dari papan ya pak?
Pak sebentar mumpung ingat ya pak, jangan tidur dulu pak!
Kemarin katanya pak Nazarudin kalau tidak salah namanya pak sudah tertangkap ya pak. Saya dengar pemerintah mau menyewa pesawat khusus untuk dia ya pak? harganya 4 milyar? kenapa pak? kenapa tidak memakai pesawat biasa saja trus tangan sama kakinya di ikat saja pak. kalau dia pingin kabur biar saja lompat dari pesawat. hehehhe kalau ini bercanda pak kasihan juga ya pak kalau mati cepat. Tetapi kalau dia ingin biarkan pak gak perlu di tangisi orang seperti itu. Bukanya lebih baik uang sebesar itu buat rakyat saja pak. Sebentar lagi lebaran itung-itung buat THR pak, pasti rakyat lebih bahagia.
Pak. ya sudah pak sudah malam saya mau tidur ya pak besuk harus bangun pagi. Bapak juga cepat tidur ya pak biar besuk saat rapat tidak mengantuk.
Selamat malam pak,
Yang menyayangi bapak
Shelly.
Penulis : Ghara xie Shellyanti  Peserta No : 33

Untuk membaca hasil karya para peserta Fiksi Surat Cinta yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke akun Cinta Fiksi .dengan judul postingan : Inilah Malam Perhelatan & Hasil Karya Fiksi Surat Cinta [FSC] di Kompasiana

Kamu Cintaku Satu

Teruntuk, mas Roni
Yang selalu hadir dalam setiap harapku.
Salam Sayank dan kangen selalu.
Mas, Shelly minta maaf waktu kita terakhir ketemu saat mas menyampaikan semuanya aku meninggalkan mas sendiri begitu saja. Aku benar-benar tidak percaya dengan semua kenyataan ini. Semua terasa sulit aku pahami. Aku tidak menyalahkan mas Roni, justru sebaliknya aku senang mas mau berterus terang tentang semua ini.
Mas, perlu mas ketahui semua kenyataan ini tidak sedikitpun merubah atau mengurangi perasaanku, kasih dan sayangku terhadapmu. Aku menyayangi dan mencintaimu apa adanya dirimu. Bukan karena mas begini ataupun begitu. Seandainya kita memang di takdirkan untuk bersama, aku akan menerima semua apa adanya seperti mas mau menerimaku apa adanya diriku.
Mas, jangan sedih dan jangan meragu. Percaya dan yakinlah kamu tetap dihatiku satu. Biarlah waktu membawa semua ke masa dimana kita bersatu, bersama berpeluk dalam rindu.
Jujur saat ini hatiku resah, gelisah. Hanya kamu satu yang selalu terbayang dalam anganku. Ingin aku lupa namun bayangmu terus menghantui hariku.
Mas,
Ingin aku maki dirimu Dengan luapan kebencian
Benci sebenci bencinya
Kucoba memakimu agar aku bisa melupakanmu
Biar hilang rasa yang menyiksa ini
Tapi aku tak bisa
Senja terus berlalu seiring malam menjelma
Kulalui dalam kesendirian
Berteman kesunyian dan tiupan angin malam
rembulan seakan iba melihatku seperti ini
terang indah merekah, menjelma wajah kekasih dalam angan

Mas,
Terperangkap hatiku kini
Kesepian adalah kawan sejati
Tak minta walau dikasih
Tetap disisi walau tak diminta
Rindu dan gelisah semakin merajahi
Lalui malam dalam dingin
Sepi, dalam ekspresi keresahan



Mas,
Sebesar gunung cintaku
Sedalam samudera rinduku
Jangan kau buat hati ini hancur tertimpa cintaku sendiri
Jangan kau buat hatiku tenggelam mati dalam rinduku sendiri
karena aku terlalu mempercayai cinta ini
Jangan biarkan aku terpuruk karenanya.

Mas,
I wanna be with you
Together. You and Me nothing else.
Mas, biarlah kita bersabar menunggu hari. Aku akan setia menunggu waktu sampai kamu menjemputku. Dan bila saat itu tiba peluk dan dekap aku jangan kau lepas.
Peluk dan cium dariku,
Shellymu.
13132432231873333841
Penulis : Ghara xie Shellyanti  No Peserta : 33
NB : Untuk membaca hasil karya para peserta Fiksi Surat Cinta yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke Cinta Fiksi : Inilah Malam Perhelatan & Hasil Karya Fiksi Surat Cinta [FSC] di Kompasiana

Ramadhan dan Janji Seseorang Untukku

13121255891465897502
Ramadhan telah tiba. Bulan seribu bulan dimana satu bulan penuh umat Islam di wajibkan untuk melaksanakan satu dari rukun Islam yaitu puasa, menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Bulan yang penuh dengan ampunan dan mahfirah dimana diserukan kepada seluruh umat agar berlomba menggapai hidayahNya.
Seperti biasanya, sebelum melaksanakan puasa seluruh warga Rangkat saling berkunjung dari rumah kerumah sesama warga untuk saling bermaafan mungkin karena sudah menjadi tradisi, kebiasaan tersebut sudah terlaksana secara turun temurun.
“Tante, Om besuk kan kita semua mulai menjalankan ibadah puasa Shelly minta maaf atas semua salah dan khilaf yang pasti tercipta selama ini ya tante, om!” ucapku kepada tante Fitri dan suaminya.
“Iya Shelly sama-sama maafin salah Om juga Tante juga ya sayang!” jawab tante Fitri.
“Iya Tante, eh Tante Shelly mau kerumah bunda Selsa dulu ya Tan, sekalian mau ketempat Mas Roni!”
“Ya sudah pergi sana salam buat Bunda Selsa juga Roni bilang sama Roni besuk-besuk kita buka bersama di rumah ini.”
“Iya Tante. Shelly berangkat dulu ya.”
Udara sore ini terasa sejuk. Tidak panas seperti kemarin, aku berjalan menyusuri jalanan menuju rumah bunda Selsa yang terletak di ujung desa. Tidak seperti hari biasanya sepanjang jalanan terasa sangat sunyi. Pos ronda yang biasanya selalu di huni oleh mas Lala sang pujangga rangkat dan mas Bowo dengan petikan gitarnya juga tidak terlihat, mungkin mereka lagi berendam di kali mandi keramas.
“Assalamualaikum, Bunda Selsa!” teriakku dari luar pagar memanggil bunda Selsa.
“Waalaikumsalam Shelly, masuk saja pintu pagarnya tidak di kunci Bunda tanganya kotor nih!” teriak bunda dari yang muncul dari dalam rumah.
“Bunda lagi bikin kue ya bund?”
“Iya ini sekalian nanti biar di bawa ke Masjid untuk Takjil anak-anak yang tadarusan.”
“Bunda Shelly cicipin ya!” sambil tertawa kecil aku mengambil kue klepon yang di buat bunda Selsa. “Eh bund, Shelly nggak bisa lama nih sudah sore mau mampir ke rumah mas Roni. Bun, besuk kan mulai puasa maafin semua salah dan khilag Shelly ya!” lanjutku.
“Iya sama-sama bunda juga ya, sampaikan buat tante Fitri salam maaf bunda dan keluarga. Ya sudah cepat sana nanti keburu malam lho. Nanti kita tarawih sama-sama.”
“Iya bund, Shelly pamit dulu Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam”
Aku melangkah menuju rumah mas Roni selanjutnya. Penuh keraguan dalam hatiku sebenernya, tetapi aku juga mesti mendatanginya bagaimanapun dia adalah tunanganku. Mesti sejauh ini aku masih diam tidak menanyakan apa-apa tentang pesan misterius yang beberapa waktu lalu sempat menerorku, meski setelah itu tidak ada lagi pesan pesan yang aku terima lagi dari nomor yang sama sekali tidak aku kenal itu.
“Shelly, mau kemana?”sapa seseorang dari di dekat danau Rangkat.
“Mas Roni ngapain disini? Shelly tadinya mau kerumah mas.”
“Owh ada apa? Sini duduk sini saja sambil menikmati senja.” Ajaknya
Aku menuruti mengambil duduk di atas batu besar di tepi danau itu.
“Mas, besuk kan puasa maafin salah Shelly selama ini ya!” mintaku seraya memandangnya dari samping.
“Iya sama-sama. Maafin mas juga ya!”
Aku hanya tersenyum dan menganguk-angguk. Sesaat terdiam pandanganku menyapa di sekeliling danau itu. Airnya biru dan tenang, hingga tampak jelas bayangan matahari yang mulai tampak merah jingga di ujung barat sana.
“Shelly!” suara mas Roni memecah kebisuan yang ada
“Iya,” jawabku singkat.
“Maafin mas selama ini ya terlalu cuek dan tidak perhatian sama sekalai terhadap kamu”
“Hmmmmm”
“Mas sangat sibuk sekali dan banyak masalah yang harus mas selesaikan.” Terdengar suara mas Roni semakin melemah. Dia menarik nafas panjang dan menghempaskanya perlahan seolah memang sedang menanggung masalah yang lumayan berat.
“Mas Roni ada masalah apa? Kenapa tidak mau berbagi sama Shelly?”
“Bukanya tidak mau sayang tetapi mas rasa masih mampu untuk menyelesaikanya sendiri, lagian bukan masalah yang serius kok.”
“Ya sudah tetapi kalau mas mau berbagi aku akan selalu ada buat mas.”
“Iya mas tahu itu. O iya! Setelah lebaran nanti mas berniat akan jumpa dengan bapak ibu shelly di desa bolehkan?”
“Apa?” seakan tidak percaya mendengar apa yang baru saja mas Roni katakana. Aku menatap dia dalam mencari kesungguhan atas ucapanya. Dia hanya tersenyum dan mengangguk seakan ingin meyakinkanku atas apa yang baru disampaikanya.
“Mas Roni tidak bercanda kan?”
“Mas serius.”
Awal Ramadhan yang indah. Berkali-kali hatiku mengucap syukur atas semuanya. Rasanya aku seperti ingin teriak mengatakan pada langit dan bumi bahwa saat ini aku bahagia. Angin seketika berhembus lirih seakan memberi ucapan selamat kepadaku.
“Ya sudah jangan senyum-senyum sendiri gitu, sudah sore yuk kita pulang nanti kita sholat tarawih sama-sama.”
Mukaku memerah seketika karena mas Roni memandangiku tanpa kusadari. Aku segera beranjak diikutinya. Berjalan berdua meninggalkan danau menuju kerumah. Melangkah di iringi suasana yang berbunga. Awal Ramadhan yang indah semoga semua berakhir dengan indah pula.
“Melihat segalanya dengan hati yang bersih
Tanpa mengharap pujian sesame
Semoga menjadi Ramadhan yang berkah,
Dan selalu berdoa mengharap istiqomah di jalanNya
Taqaballahu Minna Waminkum
Selamat menjalankan ibadah puasa”