SEMOGA KAU MASIH SUDI MENATAPKU walau hanya SEBATAS LAYAR
by De Lizta on Tuesday, December 20, 2011 at 3:22pm
Keputusan itu tidak bisa diganggu gugat. Harus, pokoknya. Bunyi dan angin yang keluar dari kipas angin mengajakku untuk merenung. Duduk, dalam babak-babak terakhir. Pedih untuk kelihanganmu, Tapi aku, 'Hi ... air mataku' berartikah untuk melepasmu. Jawabnya 'Tidak' aku bahagia jika kau bahagia.
Bukan aku tidak mau membalas SMS-mu tapi aku berhenti sejeda untuk mengulur nafas. Unik untuk kau menyayangiku. Luar biasa kau telah menyayangiku. Agar kau tahu, aku bukan siapa-siapa yang hebat. Namun namaku pernah terukir dalam nadimu. Ilahi, Ya Allah benarkah dengan satu rasa ini.
Aku menangis ...
Tubuh yang belum sempat kupeluk, kini beranjak meninggalkan jalan di sini. Tanpa sadar aku telah menyingkirkan perasaan ini. Kita telah bertemu, bersatu, bercanda, menangis, dan sejuta rasa kita padu menjadi racikan rasa yang haru biru. Lihatlah kau masih sempat tersenyum untukku. Jarang aku untuk memelukku. Cukuplah ragamu yang jauh merubah pandanganku. Lagi, aku tak mau paksakan. Sebuah kenangan berwajah polos, berseragam Violet, kita angsa yang lincah dan menyorakkan suara yang tiada terdengar.
Bukan alasan kita tunduk. Kita masih bisa maju asalkan cambuk kebersamaan kita tidak rapuh.
*****
maafkan aku dengan egoku yang sering menyeretmu
hempaskan sesalmu sebelum kau meninggalkanku
satu dari sekian yang berjejer di sampingku
kau mampu menyejukkan api amarahku
semua beban kau lepas demi perpisahan
mesti berat untuk kau tinggalkan
maafkan aku teman
langit masih mendung, seakan mengerti hati kita yang berkabung
bunyi tarian jadi jembatan kita tersambung
pada atap-atap nama sayang
kupersembahkan satu kenangan, walau sebatas coretan yang tidak mendukung
senyum sekali. mampirkan hatimu di sini
meski kau pergi
ada tanda cakaran ini
selamat berpisah, di hari yang lama kau nanti
semua pasti berakhir cinta sejati
berdampingan menuju kebesaran Ilahi
*****
singapura,20/12/11