Hari  demi hari telah terlewati. Suasana hati kian berdebar. Saat yang  dinantikan tak lama lagi akan dihadapi. Jingga senantiasa brada di depan  crminnya yang besar. wajahnya berseri senantiasa terlihat. bersamaan  dengan cemas dan harapan yang kian menari di hatinya. karena saat yang  dinantikan itu tak lama lagi akan datang.
Pagi  ini Jingga terlihat sangat bahagia. Dia terlihat sibuk membolak balik  halaman tambloit yang baru dibelinya, mencari cari model gaun pengantin  yang akan di kenakan pada acara pernikahanya minggu depan.
Tidak  bisa digambarkan bagaimana kebahagiaan yang dirasakanya saat ini.  Menikah dengan seseorang yang selama ini sangat ia cintai. Dengan mata  berbinar dia mencermati satu persatu gambar desine yang tersedia dalam  setiap halaman tabloid tersebut. Terkadang senyumnya nampak sumringah  dengan sesekali dia membayangkan bagaimana cantik penampilanya saat  mengenakan gaun yang menjadi sasaran penglihatanya.
“Ting Tong”
Terdengar  bel rumah Jingga berbunyi. Dengan semangat dan senyum yang mengembang  Jingga bangkit dan segera berlari kearah pintu seolah dia tahu siapa  orang yang datang.
“Hi,  sayank lagi ngapain” sapa pemuda gagah yang berdiri di depan pintu  sembari mencium kening kekasihnya Jingga yang beberapa hari lagi akan  menjadi istrinya.
“Hmmm  lagi lihat-lihat model gaun, yuk masuk”senyum Jingga terlihat  mengembang. Segera dengan manja memeluk lengan Lala kekasihnya untuk  diajak masuk.
Di  Sofa yang terletak disudut ruangan dekat jendela, Jingga dan Lala  tunanganya kemudian terlihat sibuk bersama mbolak balik halaman tabloid.  Memilih gaun yang cocok untuk acara akbar mereka.
“Sayank,  yang ini bagaimana menurutmu? Lala rasa sangat cocok untuk kamu”Lala  menunjukkan satu gambar model gaun untuk Jingga. Gaun dengan warna dasar  putih yang di kombinasi dengan pernak pernik yang terdapat warna ungu  terlihat sangat cantik dan indah.
“Kamu suka?” jawab Jingga singkat.
“Hu uh, aku rasa sangat cocok untuk kita sekaligus selaras dengan dekorasi ruangan yang sudah kita pilih”
“Ok.  Kalo gitu kita langsung ke butiknya yuk kan saat ini sudah tersedia  dari keteranganya lagian kayaknya sizenya juga pas ko dengan postur  Jingga”
“Ok Yuk”
Jinga dan Lala akhirnya berangkat ke butik dimana Gaun itu bisa didapatkan.
***
 
Hari  yang dinantikan akhirnya tiba. Suasana desa Rangkat ramai melebihi hari  biasanya. Lengkungan janur kuning terlihat menghiasi gapura yang  merupakan pintu masuk kedesa Rangkat. Terlihat para penduduk desa lalu  lalang seolah sibuk menyambut pernikahan si kembang desa.
Di  rumah kepala desa terlihat tenda biru yang megah.Ya Jingga adalah anak  semata wayang dari kepala desa Rangkat yang hari ini akan segera  mengakhiri masa kesendirianya. Hari ini Jingga akan segera menjadi  seorang istri. Bersuami dengan seseorang yang sangat dia cintai dan  sayangi.
Para  tamu terlihat mulai memenuhi ruang yang telah tersedia. Jingga terlihat  sangat cantik dengan Gaun yang sudah dipilihnya. Matanya berbinar  indah.Senyumnya mengembang. Meski sedikit terlihat kegelisahan dari  wajahnya. Tetapi kecantikanya hari ini benar benar terlihat sempurna.
Lala  terlihat sangat gagah. Sesekali dia terlihat sedikit murung dan  gelisah, hingga tanpa disadari Jingga melihat senyum yang seolah dia  paksakan.
“Sayank, kenapa kok kamu kelihatan gelisah begitu”tanya jingga curiga
“Ah, enggak sayank…ini kok penghulunya lama sekali ya”jawab lala gugub.
Pucuk  di cinta ulampun tiba. Pak penghulu yang di tunggu tunggu akhirnya  datang. Suasana jadi hening. Jingga terlihat gelisah. Hatinya menjadi  berdebar debar. Dia mencoba tersenyum untuk menghilangakan  kegelisahanya. Sesekali dia terlihat menggenggam tangan lala erat erat.
Acara  akad nikah akan segera dimulai. Pak penghulu membuka acara. Di tengah  tengah pembacaan akad nikah tiba tiba seseorang datang dan menghentikan  acara tersebut.
“Tunggu!!”suara  seorang perempuan tiba tiba menghentikan acara pembacaan akad nikah.  Jingga, Lala pak penghulu serta semua undangan yang berada dalam acara  tersebut terkejut dan semua tatapan tertuju pada sosok perempuan yang  datang secara tiba tiba tersebut.
“Lia, kenapa kamu sampai ada disini?”sapa Lala kaget
“Iya,  kenapa?terkejut?”Jawab perempuan itu yang sejatinya bernama Lia.”Dengar  semua yang ada disini. Saya minta maaf karena sudah mengganggu acara  ini, tapi memang saya harus menghentikanya karena laki laki yang akan  kalian nikahkan adalah calon bapak dari anak yang saya kandung. Dia  masih sah suami saya”jelas Lia panjang lebar.
“Apa?Jingga bangkit dari tempatnya air mata seketika mengalir basahi pipinya nan putih bersih.
“ya,  maaf mbak kita sama sama perempuan. Asal mbak tahu laki laki yang akan  menjadi suamimu dia sudah beristri”jawan Lia kepada Jingga
“Lala,  apa benar yang dikatakan perempuan ini? Apa benar kamu sudah menikah  dan anak dalam kandungan perempuan ini adalah anak kamu? Jawab Lala!!!”  Jingga terisak dalam tangisnya.
Lala  terlihat bingung dengan keadaan. Dia gelisah tidak tahu mesti berbuat  apa. Sesekali dia menggaruk garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
“Iya Jingga. Dia istriku tapi aku juga sangat mencintai kamu” jawab lala
“Plakkk!”Tangan  Jingga spontan mendarat di pipi Lala. Lala langsung tertunduk mukanya  terlihat memerah. Sementara Jingga terisak dalam tangisnya
“Lala  kamu sungguh keterlaluan!! Kamu jahat.Pernikahan kita batal!! Jingga  tak sudi mempunyai suami seperti kamu” dalam isaknya lalu Jingga berlari  meninggalkan ruanagan itu. Semua tamu undangan terlihat bingung.  Suasana menengang terlihat Lala berlari mengejar Jingga.
Jingga  terus berlari berlari dan berlari. Berlari dalam isaknya. Hatinya  sakit. Dia kecewa teramat kecewa. Dalam kekecewaanya kali ini dia  teringat seseorang. Seseorang yang sangat mencintai dia yang sudah dia  kecewakan dan dia adalah Roni keponakan om Hesya yang merupakan salah  satu warga Rangkat yang sangat disegani di desa itu.
“Kang Roni, maafkan jingga”Jingga berguman disela isakan tangisnya.
Sementara  di kediaman om Hesya tampak ramai juga hari itu. Terlihat sekitar  sepuluh orang berada di rumah tersebut. Ternyata om Hesya baru saja  menunangkan keponakanya dengan seseorang. Roni yang sudah berhasil  mencegah kepergian Shelly yang pada awalnya ingin pergi menjadi salah  satu TKI ke Singapura membuktikan kata katanya untuk segera menikahinya  karena pada akhirnya dia menyadari bahwa dia juga menyayangi Shelly  seperti Shelly menyayanginya.
“Rony,  kamu harus menjaga Shelly keponakanku baik baik ya awas kalau kamu  sampai mengecewakan dia!!”ucap bunda Fitri tegas seraya matanya menatap  tajam kea rah Roni.
“Iya mbak Fitri tenang saja beres pokoknya”Jawab Roni tetep dengan gayanya yang selengehan.
Sementara  Shelly yang memang seorang pemalu hanya diam sesekali tersenyum  mendengarkan orang yang di sayanginya bercanda dengan tantenya itu.  Sesekali dia tersipu kalau Roni memandanginya sambil tersenyum.  Kebahagian jelas terpancar di wajahnya yang manis. Sebentar lagi dia  tidak akan sendiri karena ada seseorang yang akan selalu menjaga dan  selalu menemaninya.
Di  tengah tengah obrolan orang orang yang ada di dalam rumah tersebut tiba  tiba semua dikagetkan dengan kedatangan Jingga yang tiba tiba dan masih  dengan Gaun pengantinya lengkap. Dengan terisak tanpa peduli dengan  orang orang yang ada Jingga berlari dan langsung memeluk Roni.
“Kang Roni maafkan Jingga” suara Jingga hamper tak tertahan karena tangisnya.
“Jingga, kamu kenapa?bukanya seharusnya kau saat ini menikah?tanya Roni heran
“Enggak kang Jingga batal nikah”
“Lho kenapa?”
“Lala ternyata sudah beristri, Jingga menyesal memilih dia. Jingga salah. Maafkan Jingga kang,,…”
Perlahan  Roni melepaskan pelukan Jingga. Mencoba menenagkan dan terlihat bingung  serta salah tingkah karena merasa tidak enak hati dengan Shelly juga  orang orang yang ada di tempat itu.
“Jingga coba sekarang kamu tenang, ceritakan sama kang Roni apa yang terjadi sebenarnya?” bujuk Roni
“Mbak, coba minum dulu mbak biar tenang”Shelly memberikan gelas yang berisi air putih kepada Jingga.
“Kang Roni, gadis ini siapa?”tanya jingga seraya menatap Shelly
“Jingga, dia Shelly keponakan mbak Fitri dan sekarang aku sama dia sudah tunangan”terang Roni mantap
Mendengar jawaban dari Roni jingga menjadi limbung. Dia tidak percaya dengan semua yang sedang menimpanya, ditambah orang yang  tadinya dia tuju akan mampu membuat hatinya sedikit tenang ternyata  malah sebaliknya. Roni yang akhirnya diharapkanya ternyata sudah  memberikan hatinya pada gadis lain. Jingga lemas seolah tulang tulangnya  tak lagi mampu menyangga badanya dia ambruk dan pingsan.