Monday, July 18, 2011

Kecurigaanku pada R-82 Berakhir di Senja Pantai Rangkat

13109582791078199794
R-82
Suara merdu dari artis Bunga Citra Lestari lewat lagunya Karena Ku Cinta Kau, selalu menemaniku saat ku buka PC tuaku. Entah mengapa aku begitu suka mengdengar lirik-lirik lagu yang di berikanya. Memang bagus atau karena CD dari lagu itu di berikan sama orang yang special aku tidak mengerti dengan jelas. Yang pasti hatiku merasa tentram saat mendengarkanya.
Malam ini masih seperti malam-malam sebelumnya, sunyi tetapi tetap menyenagkan. Kerlip bintang yang bertabur sinar rembulan tampak jelas di langit Rangkat. Hampir setiap malam suasana langit Rangkat tampak indah, seindah kebersamaan antar warga rangkat yang terlihat jelas setiap saat apalagi setiap malam suasana pos ronda selalu meriah dengan canda tawa warga yang sedang bertugas.
“Shel…, kamu itu apa tidak merasa jenuh dan bosan akhir-akhir ini tante perhatikan kamu selalu berada di depan computer. Apa kamu tidak mau sekedar jalan-jalan mumpung lagi cuti kerja?” suara tante Fitri yang tiba-tiba mengagetkanku.
“Ah, tante ngagetin saja,” jawabku singkat.
“Apa si Roni tidak tahu kamu cuti? Kok dia tidak pernah main kesini ataupun mengajak kamu jalan-jalan.”
“ Hehehe, tante ini kaya kami ini anak SMA saja kemana-mana harus jalan berdua.”
“Ya bukan begitu tetapi dalam sebuah hubungan itu meluangkan waktu untuk berdua itu juga penting demi kelangsungan hubungan itu sendiri,” terang tante Fitri.
“ Iya tante, kami tahu. Tetapi kan tante tahu sendiri kami sama-sama sibuk. Mas Roni kan orang yang super sibuk di dunia maya maupun di dunia nyata ini, kayak tante tidak tahu bagaimana dia saja.” Jawabku sambil terus memainkan jemariku di atas keyboard PC tuaku.
“Ya tetapi masak sesibuk apapun tidak ada waktu untuk kalian bisa berdua meski hanya minum kopi berdua?” ucap tante dengan nada sedikit sewot dan beranjak pergi meninggalkanku
Aku hanya geleng-geleng kepala menanggapi keresahan tanteku itu. Tante Fitri memang sayang banget sama aku. Dia terlalu khawatir tentang hubunganku dengan mas Roni. Sejenak kuhentikan aktifitas jemariku dan beranjak menuju teras rumah untuk melihat indahnya kerlip bintang yang memenuhi hamparan cakrawala malam ini.
Bagaimanapun aku berusaha bersikap tenang dan tetap berfikir positif terhadap apapun berita yang terdengar oleh telinga ini, tetapi aku tidak bisa memungkiri kekawatiran tante Fitri membuat hatiku sedikit galau. Memang benar semenjak pertunangan waktu itu sepertinya baru sekali mas Roni berkunjung kerumah dan mengajakku jalan-jalan menikmati hari berdua.
Mendung yang tiba tiba iri pada keindahan langit yang bertabur bintang tiba-tiba mulai meradang. Sebagian langit rangkat tertutup mendung. Sepertinya akan hujan. Seperti hatiku yang mulai dilanda keresahan. Beribu tanya kini menyelinap dalam fikiranku. Sepertinya aku mulai memiliki sedikit kecurigaan.
Ku raih ponsel buntut dari saku celanaku. Aku tidak bisa memendam kegalauan ini begitu lama. Aku juga tidak mau memendam kecurigaan tanpa alasan terlebih pada orang yang selama ini aku percaya dan dekat dengan diriku. Aku tahu siapa mas Roni. Meskipun gayanya slengehan tetapi dia bijaksana dan bisa mengambil sikap dewasa dalam setiap permasalahan yang terjadi selama ini atas hubungan kami berdua.
“ Assalamualaikum. Mas apa kabar? Pasti sibuk banget ya sampai tidak pernah memberi kabar. O iya, kalau ada waktu main kerumah yam mas itu tante Fitri nanyain terus sampai bingung Shelly menjawabnya. Shelly tidak mau nanti malah tante curiga yang tidak-tidak sama mas.” Segera ku tekan tombol send setelah ku ketik pesan singkat dari ponsel buntutku dan terkirim.
Tidak sampai lima menit ponsel buntutku berbunyi sebagai tanda satu pesan masuk di terima. Sms balasan dari mas Roni. “Waalaikumsalam. Mas baik saja, Shelly sehatkan?. Iya akan mas usahakan main kesana pas nanti ada waktu luang. Maafin mas akhir-akhir ini mas terlalu sibuk dengan pekerjaan mas. Mas yakin kamu bisa memakluminya. Hmmm kalau ada kekhawatiran ataupun sedikit kecurigaan kamu dengerin saja satu lagu dari CD yang waktu itu mas berikan pada Shelly. Shelly pasti tahu lagu yang mana satu,” aku tersenyum geli membaca pesan balasan dari dia. Segera ku beranjak masuk rumah karena kecurigaanku yang tanpa alasan setidaknya sudah terjawab.
Hari Minggu yang indah. Udara pagi ini begitu segar. Kicauan burung bersautan terdengar saat ku buka jendela kamarku. Terlihat kupu-kupu dengan corak yang sangat indah seolah menari-nari memamerkan keindahanya dengan terbang dan sesekali hinggap pada bunga melati yang ada di depan kamarku.
“Shelly, hari ini tante sama om juga adik-adik mau kerumah nenek di desa sebelah dan kemungkinan malam kami baru pulang, kamu jaga rumah baik-baik ya,” suara tante mengagetkanku. Aku segera beranjak keluar kamar dan menhampirinya di dapur.
“Iya tante. Salam saja buat eyang ya. Maaf Shelly belum sempat nengokin eyang. O ya tante. Nanti sore shelly boleh pergi kepantai ya, sebentar kok gak sampai malam. Boleh ya tante.”
“Mau pergi sama Roni?”
“Enggak tante mas Roni bilang lagi sibuk, mungkin nanti kalau sudah ada waktu dia baru akan berkunjung kesini. Shelly pergi sendiri saja.”
“Ya sudah kalau begitu. Tapi hati-hati dan jangan pulang malam-malam. Sudah ini kami mau segera berangkat.” Jawab tante Fitri seraya berpamitan.
*@*
Aku melangkah menyelusuri pantai laut Rangkat. Senja yang indah. Mungkin lebih indah seandainya ada dia menemaniku disini. Aku mendengus menarik nafas dalam dalam dan membuangnya perlahan. Aku tersenyum menikmati indahnya senja di pantai Rangkat kali ini. Sore ini benar-benar sangat nyaman. Di pantai tidak terlalu banyak pengunjung. Saya mengambil tempat untuk duduk menikmati keindahanya di sudut pantai yang hanya terlihat beberapa orang yang sedang memancing.
Tidak tampak ada kelelahan di wajah mereka tetapi sebaliknya. Mungkin karena memang sebuah kesenangan mereka terlihat dengan sabar dan telaten menunggui seekor ikan mau memakan umpanya. Disaat mereka tahu umpanya mendapat sasaran wajah mereka terlihat berbinar seolah merasa mendapat kemenangan yang luar biasa.
Pandanganku kembali menyapu keindahan senja sepanjang laut Rangkat. Di ujung barat mulai terlihat jingga senja yang merona indah. Memang semua orang menyukai keindahan senja yang terlihat di laut rangkat ini. Aku semakin larut dalam keindahanya. Hati dan fikiranku seakan menyatu. Tidak ada sedikitbun beban kurasakan. Semua masalah sirna terbawa ombak dan di hempaskan pada karang di tengah sana.
1310958899605881528
Foto Doc. Pribadi (Suasana pantai East Cost Singapura)
Dalam keheningan tiba-tiba seseorang mengagetkanku. Tangan yang kekar itu dengan hangat merangkul pundakku dan terlihat sosok yang saat ini aku rindukan sudah duduk disampingku. Aku hanya diam mengernyitkan dahiku karena heran.
“ Senja yang indah ya!” katanya singkat. Aku tidak menjawab dan hanya menatapnya heran.
“Kok, diam saja?” lanjutnya heran.
“Kok mas tiba-tiba datang tidak memberitahu, darimana mas tahu Shelly ada disini?” tanyaku seraya tersenyum tidak percaya.
“ Tadi saya kerumah tetapi tidak ada orang, menghubungi ponsel kamu tidak dijawab, trus saya hubungi tante katanya kamu pergi ke sini makanya saya langsung menyusul kesini. Sudah lama ya?”
Mendengar penjelasanya aku hanya tersenyum. Sejenak kami saling berpandangan dan tersenyum bersama. Lenganya semakin hangat memeluk bahuku. Kusandarkan kepalaku di bahunya. Mataku terpejam. Menikmati segala keindahan yang aku rasa senja ini. Jantungku berdegub semakin kencang ketika kurasakan genggaman tanganya menggenggam erat tanganku.
Seperti ombak yang ingin selalu membelai pantai. Rasanya aku tidak mau senja ini berakhir. Aku ingin menghempas semua kerinduan yang selama ini aku rasakan. Aku ingin selalu berada dalam keindahan seperti senja ini.

No comments: