Tuesday, December 21, 2010

Cinta Segi Tiga

Semenjak perpisahanku sama Rangga aku menjadi pendiam. Aku lebih suka menyendiri, bahkan bisa di bilang aku tak pernah keluar sama teman teman seperti saat Rangga masih disini. Meski sudah hampir tiga bulan Rangga pergi rasanya aku masih belum bisa membiasakan diri, sungguh sulit.
       " Shell....nanti malam keluar join sama kita ya....kan dah lama kamu tak join ma kita" suara Renny mengagetkanku.
       " Ren....kamu tuh kalo dateng permisi gitu kenapa sich...ngagetin orang aza....."
       " Yeeeeee, makanya nonnnn jangan ngelamun melulu, masih mikirin Rangga?? udahlah Shell ngapain kamu mikirin dia terus......tuch ada Bagas yang cinta mati sama loe...siap gantikan posisi Rangga " celoteh Renny ngeles.
      " Yeeee....emang loe pikir segampang itu apa melupakan dan mencari pengganti Rangga "
      " ya kenapa enggak? , jadi gimana nanti malam kamu bisa kan keluar join ma kita? dah pokoknya nanti jam delapan tepat aku jemput kamu ok tuan puteri".
      " hey...tapi Ren...Huhf " belum ku selesai menjawab Renny sudah pergi tanpa mau mendengarkan aku dulu.jadi mau tak mau aku harus ikut anak anak pergi malam ini " hmmm pasti nonton " gumanku dalam hati.



Tak terasa jam kerja telah selesai. Dengan malas ku langkahkan kakiku menuju Bus stop. Belum setengah jalan ada sepeda motor menghadang jalanku.
      " Huhf....siapa lagi ini " tanyaku dalam hati.
      " Shell....pulang bareng yuk.....kan kita sejalan ". Ternyata Bagas. Dia memang selama ini memperhatikan aku. Sejak dulu meski dia tahu aku sudah memiliki Rangga tapi dia tetap memperhatikan aku. Terkadang perhatianya yang berlebihan membuat aku jadi salah tingkah. Terlebih saat dia tahu aku berpisah sama Rangga, Bagas selalu mencari kesempatan untuk mendekati aku.
      " Kamu Gas.....gak usahlah biar aku naik metromini aja " jawabku ingin menolak.
      " Udah gak apa apa lagian kita kan searah.....udah ayuk naek ", setengah memaksa Bagas menyerahkan Helm untuk aku pakai. Mau tidak mau aku terima ajakan Bagas untuk pulang bareng. Sepanjang perjalanan aku hanya diam tak berkata sepatah katapun demikian juga dengan Bagas.
      " Gas.....makasih ea....hmmm mampir minum dulu yuk " ajakku basa basi seraya berterimakasih karena Bagas dar anterin aku pulang.
      "hmmmm Gak usah dech Shell.....ku langsung pulang saja. Gimana kalo sebagai tanda terimakasihnya nanti malam jam delapan aku jemput kamu kita jalan"
      " Nanti malam........tapi nanti malam aku..."
      " Eit.....gak boleh nolak pokoknya nanti malam jam delapan aku jemput kamu."
Belum sempat aku selesaikan penjelasanku, Bagas langsung memotong dan memberi permintaanya yang tak boleh di tolak. Tanpa memberiku kesempatan menjawab Bagas langsung menstater motornya dan langsung pergi. " Dasar Cowok aneh " Gumanku dalam hati.

      " Renny,.... aku kan udah janji sama dia untuk keluar sama dia, duch...kok malah jadi lupa gini. " seketika aku ingat kalo aku ada janji sama Renny. ku segera telp  Renny.
      " Renn......."
      " Aduch.....kenapa sich Shell ...suara kamu kaya panik gitu , ada apa? "
      " Renn.....aduh nanti malam....."
      " Kenapa dengan nanti malam? Eit....jangan bilang kalau kamu gak mau keluar bareng kita ea..."
      " Bukan Ren....bukan aku tidak mau tapi si Bagas juga ngajak aku keluar "
      " Apa....Bagas ngajak kamu keluar? Berdua? wahhh kemajuan nich....ok kalau begitu gak apa apa kamu tidak gabung sama kita......tapi bener ea kamu keluar sama Bagas......aku seneeeeeeng banget mendengarnya. nah gitu dong shell.....itu baru namanya Selly temenya Renny.....hehehhe Emuach.....enjoy your first date dear "
Celoteh Renny tanpa henti. dan dia langsung menutup telp karena dia pasti tahu kalo tak buru buru dia tutup aku akan ngelesss......

Jam delapan tepat Bagas menjemputku. Dia mengajak makan sekaligus duduk santai di pinggir laut Ancol. Malam ini udara dingin cuaca bersahabat tidak hujan. Di atas sana rembulan dan bintang berkelip indah. Aku sama Bagas sama sama diam larut dalam pikiran masing masing. Entah apa yang di fikirkan Bagas aku perhatikan sepertinya dia lagi sedikit gelisah, namun aku diam tak mau bertanya nanti malah di kira sok perhatian lagi.
      " Shell....." sapa Bagas seraya membuka percakapan
      " Iya " Jawabku singkat.
      " hmmmmm ada yang mau aku sampaikan sama kamu "
      " Apa itu....bilang aja" seketika hatiku menjadi Deg degan. aku penasaran apa yang mau Bagas katakan.
      " Aku mencintai kamu Shell....."
Seketika terasa darahku berhenti mengalir.aku menahan nafas sejenak. ungkapan yang selama ini aku khawatirkan akhirnya aku dengar juga.Aku hanya diam tak menjawab perkataan Bagas.
     " Shell...maafin aku, aku tahu belum lama kamu pisah sama Rangga tapi kamu gak boleh terus terusan larut dalam kesendirian kamu. jujur aku menyukaimu sudah lama bahkan waktu aku tahu kamu memiliki Rangga aku juga tak bisa tepis perasaan ini. Makanya sekarang setelah kamu tidak sama Rangga aku berani mengungkapkan ini semua.....sekali lagi maafin aku shell...."
     " ah nggak ada yang perlu di maafin kok Gas....tapi aku....."
     " Ea shell aku tahu dan kamu tak perlu menjawabnya sekarang, aku sudah ungkapin apa yang aku rasa itu lebih dari cukup buat aku. "
     " Terima kasih ea Gas kamu sudah mau mengerti "
     " ea sama sama, eh dah malam  kita cabut yuk..."
Akhirnya aku dan Bagas bergegas pulang karena sudah hampir larut. Sepanjang perjalanan aku tak berkata apa apa. Perasaanku menjadi tak tentu, kata kata Bagas masih begitu jelas terdengar di telinga, semua buat aku gelisah tanpa terasa bayangan Rangga datang mengusik. " Rangga adakah kau juga coba cari penggantiku? " Tanyaku dalam hati.
     " Shell....dah sampai, cepat tidur ea.....aku harap kata kataku tadi tidak mengganggu fikiran kamu "
     " Owh....enggak kok Gas....aku gak apa apa, ehhmmm aku masuk dulu ea trimakasih. hati hati kamu "
Dengan senyum bagas meluncur pergi dengan motornya.

Beberapa hari berfikir dan berfikir akhirnya aku beranikan diri mengambil keputusan, yach aku mesti melanjutkan hidupku. Dunia ini terlalu sempit untuk di jalani sendiri dan aku putuskan untuk menerima Bagas, memulai semua dari awal bersama dia. Mendengar jawaban aku Bagas terlihat sangat senang aku bisa lihat semua itu dari ekspresi wajahnya.
     " Benar shell kamu mau memulai sesuatu yang baru bersama saya......" tanya Bagas seraya tak percaya dengan pengakuan aku barusan.
     " He eh " jawabku hanya dengan anggukan kepala. Tanpa ku sangka sangka Bagas langsung memeluk aku erat.
     " Shell...terimakasih aku akan berusaha menjadi yang terbaik buat kamu, aku akan menyayangi dan menjaga kamu. aku mencintai kamu Shell....sangat mencintai kamu " ucap bagas tanpa mau melepaskan pelukanya. Darahku seakan mendidih aku tlah bisa merasakan getaran hati Bagas, aku merasakan kejujuran dari ucapan ucapanya.
    " Ea Gas aku juga akan berusaha menjadi yang terbaik buat kamu " ucapku datar.

Akhirnya hari hari ceriaku kembali, aku tak lagi selalu terlihat murung dan sendiri, aku selalu tertawa dan Bagas selalu menemaniku kemanapun. Tak terasa dua tahun sudah aku lewati masa bersama Bagas dan aku benar benar dah sadar kalau aku juga sayank dan cinta sama dia. Hingga suatu hari aku terima telp dari seseorang dan tak pernah kuduga dan tak pernah terfikirpun Rangga menelfon aku.
   " Hi, sayank....selamat pagi.....sayank kamu apa kabar? kamu tahu gak aku sudah kembai nanti siang aku dateng ketempat kamu ea ....aku kangen banget sama kamu " tanpa menunggu jawaban dari aku Rangga menutup langsung telphonenya.
  " Rangga pulang......jadi ...... " seketika aku menjadi gelisah. aku teringat juga pada Bagas.......aku bingung apa yang mesti aku buat. aku memang mencintai Rangga sangat mencintai dia tapi itu dulu. aku sama dia memutuskan untuk berpisah karena dia yang mau, karena dia mesti penuhi panggilan kerja dia di Jepang.Sekarang dia datang dan mau ketemu. kalau dia tahu aku sudah ada Bagas pasti dia akan tersinggung. Ya Allah apa yang mesti aku lakukan. 

Benar Rangga datang membuktikan bahwa dirinya telah kembali. Dia meminta maaf atas kelakuanya dua tahun yang lau yang memilih untuk mengakhiri hubungan karena dia tidak mau aku tersiksa. Namun dia bilang sampai detik ini dia tak pernah mencoba untuk mencari penggantiku. Aku menjadi jadi serba salah aku bingung. Kalau harus jujur perasaanku ke Rangga dari dulutak pernah berubah, tapi disisi lain saat ini aku sudah bersama Bagas.
   " yank,....kamu mau kan kita melanjutkan hubungan kita yang dulu? " . tanya Rangga seakan maumeyakinkanku kalau dia masih benar benar mengharapkanku. Aku hanya diam tak menjawab karena sungguh aku bingung, aku tak tahu harus menjawab apa.
   " Yank....kamu mau kan? kamu masih cinta kan sama aku? kamu masih mau kan kita bersama seperti dulu? jawab dong yank jangan diam aja.....yank ". Rangga memberiku pertanyaan bertubi tubi membuat aku gu'gu'b dan serba salah.
   " Iya...tapi " aku tak melanjutkan ucapanku. aku terdiam aku ingin persiapkan diri untuk mengatakan semua karena Rangga mesti tahu aku tak mau ada kesalah pahaman antara dia dan Bagas.
   " Rangga....aku......aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita yang dulu...aku..."
   " kenapa sayank....kenapa kamu tak mau melanjutkan hubungan kita...kenapa...."
   " aku sudah......"
   " Sayank......tolong jangan bilang kalau kamu sudah tidak mencintai aku lagi.....aku tahu kamu sayank....."
   " bukan Ngga.....bukan itu masalahnya......masalahnya aku.......aku sudah ada penggantimu "
Ucapku tegas. Seketika ku merasakan ada sesuatu yang hilang dari diriku. Hatiku tiba tiba terasa sakit. seakan aku membohongi diriku sendiri. Aku masihmencintai Rangga sangat mencintai dia , tapi aku tak boisa meninggalkan Bagas begitu saja karena Rangga kembali. Dia sangat mencintai dan menyayangi aku selama ini. aku tak mau meninggalkan dia begitu saja.
   " Jadi selama ini kamu begitu cepat mencari penggantiku.....begitu cepatnya kamu melupakan semuanya sayank...?"
Aku bisa melihat Rangga begitu sangat kecewa atas apa yang aku sampaikan. namun aku fikir inilah yang terbaik.
    " Rangga.....aku minta maaf, bukan aku tak mencintai kamu lagi....sungguh aku masih sama seperti dulu, aku mencintai kamu dan perasaan itu masih seperti yang dulu tapi......aku tak bisa....aku tak bisa meninggalkan dia begitu aja.....karena kalau aku lakukan itu, itu sungguh tidak fear buat dia." jelasku seraya jatuh air mataku.Saat itu sungguh perih rasanya hatiku.
   " iya sayank....aku tahu, aku bisa merasakan apa yang kamu rasakan bila aku berada di sisi kamu. Ya sudah kalau begitu....aku akan coba menerima semua ini.....yang penting kamu bisa bahagia sama dia aku akan turut bahagia...."
   " Terimakasih ngga.......maafkan aku "
   " Ya sudah kalau begitu aku pamit pulang dulua ya..."
   " Iya...."

Semenjak saat itu aku selalu gelisah. aku selalu bertanya pada diriku sendiri apakah apa yang aku ambil sudah tepat. Sampai beberapa hari aku belum cerita sama Bagas hingga satu hari dia tanyakan itu padaku karena dia tak bisa di bohngi dengan sikap aku yang sedikit aneh.
   " say.....kamu kenapa sich...kok aku perhatiin beberapa hari ini kamu sedikit lain dari biasanya kamu ada masalah? "
   " Ah....enggak kok aku gak ada apa apa "
   " hmmmm gak percaya tuh.....coba terus terang sama aku dong....aku gak mau kamu simpan beban kamu sendiri apapun itu..."
Bagas memang tergolong pandai membaca sikapku. Bagaimanapun dia tak bisa di bohongi.Dia terus mendesak agar aku cerita apa yang aku rasakan.
   " Kemaren Rangga pulang dan datang kesini......"
Mendengar pengakuanku Bagas terlihat sedikit kaget.tapi dia berhasil menepis dan menyembunyikanya dari aku. dia hanya terdiam tanpa komentar sedikitpun.
    " Dia berniat mengajakku untuk melanjutkan hubunganku sama dia dulu....."
    " Trus....." tanya rangga singkat......
    " Ya aku bilang...... aku tak bisa melanjutkan semuanya karena aku sudah ada kamu saat ini "
Aku bisa melihat ada sedikit keterkejutan Bagas mendengar pengakuanku. mungkin dia akan mengira kalau aku akan kemabali sama Rangga dan meninggalkanya.
    " Jadi kamu lebih memilih aku dari pada Rangga...." tanya bagas dengan  nada tak percaya
    " He eh " jawabku sembari menganggukkan kepala.
     " Say benar kamu ambil keputusan itu untuk aku....."
    " Ea benar...kenapa/ kamu kok kaya tidak percaya gitu...."
    " Bukan....bukan tak percaya tapi.....terasa surprice banget buat aku hal ini....."
    " Aku sadar Gas ......aku mencintai kamu, dan aku tahu kamu sangat mencintai aku....ea kan Gas..."
Tanpa menjawab pertanyaanku Bagas langsung memelukku.
    " Shell....jangan pernah ragukan perasaanku sama kamu , aku sangat mencintai kamu, sangat mencintai kamu. ".

Sejak saat itu ku lalui hari hariku seperti biasa. Hatiku terasa lega, aku bahagia. dan akhirnya aku dan Bagas memutuskan untuk segera menikah. Yach....menikah kami ingin memiliki satu keluarga, bahagia bersama anak anak kami, selalu bersama dalam ceria meski dalam kesederhanaan.




***********000000***********

3 comments:

Anonymous said...

true story _ :-)

Anonymous said...

seandainya ini kisah nyata dari sang penulis......aku cuma mau bilang saluuuuutttttt

muh yasin said...

seperti novel ..........
klo aku baca....