
 Keramaian  di rumah pak Karim bukan sebuah keramaian pesta syukuran dan  acara  pernikahan. Hiruk pikuk manusia yang ada disana diiringi isak  tangis dan  pandangan-pandangan yang sayu. Dari mata mereka yang  terlihat sembab  karna mengluarkan air mata. Beberapa diantaranya  terlihat mengernyitkan  dahi, kala mengetahui keneha yang terjadi saat  itu. Tentang kenehan  mayat yang mereka hadapi kali ini.
 Kabar meniunggalnya Tasinem memang mencngangkan. Penyakit komplikasi   yang dideritanya semasa hidup memang menjadi perbincangan yang   menghebohkan para tetangganya. Sehari sebelum meninggal perutnya   membesar , buncit seperti sedang mengandung Sembilan bulan. Menrutu   keterangan Dokter, paru parunya bocor bersamaan dengan organ tubuh   lainnya yang pecah. Sehingga darah segar terus keluar dari telinga,   hidung dan mulut Tasiyem. Seperti masih hidup saja darah itu terus   menetes.
 Saat proses pemakamanpun, darah yang keluar tak juga berhenti, kain   kafan putih yang di pakaikan tak lagi berwarna putih, tapi merah penuh   darah. Sungguh aneh, tapi itulah kenyataanya. Disela  taburan kembang   menutup gundukan tanah yang menjadi penginapan terakhir Tasinem, para   pelayat masih bergumam tentang keanehan tersebut.
 ****
 Karim adalah  adik laki laki sekaligus Saudara satu satunya Tasinem yang   masih hidup. Kedua adik laki laki Tasiyem sudah meninggal. Sepanjang   perjalanan pulang dari pemakaman Karim merasa ada yang aneh, dia merasa   kakak perempuanya masih hidup dan masih berada di dekatnya,   mengikutinya. Terlihat sesekali pak Karim melihat sekeliling seperti   mencari sesuatu.  Kehadiran Tasiyem begitu nyata untuknya.
 Malam menjelang, di kediaman tasinem berlangsung acara Yasinan yang   biasa di gelar setiap malam sampai tujuh hari. Karim yang duduk   bersandar di tiang rumah terlihat gelisah, meski mengikuti acara yasinan   itu.  Karena pada saat acara berlangsung itulah pak Karim melihat  sosok  Tasinem duduk di sudut rumah itu menatap pak karim. Tanganya  melambai  seolah mengharap pak karim datang menghampiri. Tasiyem  terlihat  tersenyum dengan pakaian yang biasa dia pakai. Kain berupa  batik dengan  beberapa gambar bunga di sekelilingnya. Dengan warna yang  tidak begitu  kontras.
 Karim terlihat semakin gelisah bingung tak mengerti dengan apa yang di   alami. Selama ini belum pernah beliau melihat sesuatu yang tak bias di   lihat (Hantu) tapi sekarang dia melihatnya, wujud dari kakaknya sendiri   yang baru tadi siang di kuburkanya. Senyuman itu memang samar, diantara   lampu lima watt di teras rumah Tasiyem. Namun senyuman itu begitu  tajam  menghunus padangan Karim. Sehingga Karim tak dapat berkata kata.  Hanya  memandangnya dengan melotot tajam.
 Suatu ketika di rumah Karim. Setibanya di dari tmpat kerja, dia   dikagtkan seseorang yang masih menyapu di halamannya. Waktu itu hari   menjelang malam. Dan begitu terkejutnya karim, ketika sosok itu menoleh.   Wajah Tasiyem lengkap dngan senyumannya terlihat. Tasiyem seolah ingin   mengatakan sesuatu. Entah apa maksud dari kedatangannya yang berkali   kali itu. Karim hanya menyusap wajah dan mengucap doa-doa. Mungkin itu   hanya bayangannya saja. Hampir satu bulan ini dia di datangi sosok   Tasiyem
 ****
 Pada  suatu hari. Tepat malam jum”at, Karim menghadiri yasinan rutin di   kampungnya.Rusmini istrinya Karim di rumah dengan cucunya yang masih   kecil. Ketika sedang menongton TV, Rusmini mendengar suara gaduh di   kamar yang ada di sebelah ruangan TV. Rusmini tidak berani melihatnya,   suara suara seperti melipat plastik itu dia biarkan saja.
Pada  suatu hari. Tepat malam jum”at, Karim menghadiri yasinan rutin di   kampungnya.Rusmini istrinya Karim di rumah dengan cucunya yang masih   kecil. Ketika sedang menongton TV, Rusmini mendengar suara gaduh di   kamar yang ada di sebelah ruangan TV. Rusmini tidak berani melihatnya,   suara suara seperti melipat plastik itu dia biarkan saja. Ketika Karim pulang. Dengan segera Rusmini memberitahukan kepada   suaminya. Tentang suara gaduh yang ada di kamar sebelah tersebut.   Rusmini masuk ke kamarnya membawa bingkisan yang di bawa suaminya.
 Dan saat pintu kamar yang di tunjukkan oleh Rusmini tadi di buka, begitu   terkejutnya Karim. Sosok ular besar dengan badan mlingkar itu  terlihat,  kpalanya menengadah ke atas menyerupai ular kobra, hampir  sejajar  dengan tinggi badan Karim. Namun sektika itupun ular itu  menunduk,  pasrah seperti binatang peliharaan yang sangat jinak. Seprtiu  kucing  yang meminta di elus badannya dngan pnuh kasih sayang.
 Ular itu tidak mendesis seperti ulah biasanya. Dia hanya diam menunduk   dngan lidahnya yang seskali terlihat  dikeluarkan. Dengan gemetar karim   menutup pintu perlahan. Ular itu tidak bergerak. Dia hanya menatap  Karim  dngan bola mata yang menyerupai manusia. Tatapan Ular itu  terlihat sayu  seperti seseorang yang penuh permohonan. Ular itu seperti  meminta  sesuatu.
 “ Ada apa pak tadi di sana?” Tanya istri Karim sesaat setelah karim menutup pintu kamar.
 “ Tidak ada apa apa bu, mungkin hanya tikus saja “ jawab Karim singkat.   Kemudian mereka menuju ke kamarnya. Sementara itu cucunya terlihat   nyenyak di kamarnya yang telah tidur sejak Karim belum datang. Mereka   melihatnya sesaat sebelum memasuki kamar. Karena kamar merka   berdampingan.
 Malam semakin larut. Karim tidak bisa memejamkan matanya. Pikiranya   menerawang seolah mencari jawab atas peristiwa peristiwa yang di   alaminya. Semenjak kematian kakak perempuanya. Memang terjadi banyak   keanehan. Sekilas di pikirannya di jejali pertanyaan. Apakah Tasiyem   masih hidup?
 Menjelang subuh Karim baru bisa memejamkan matanya. Dalam tidurnya ia   bermimpi, sosok Ular itu datang dengan sebuah kata kata yang di   ungkapkan berulang ulang. Ular itu adalah ular yang sama, dengan   pandangan mata yang sama. Seperti Ular yang berada di kamar tadi. “Aku   masih disini karena semua belum selesai”
 ****
 Keesokan  harinya, pagi sekali Karim kembali membuka pintu kamar di  seblah  ruangan TV. Pintu kamr di buka perlahan, dan ketika cahaya masuk k   kamar itu. Karim dapat mlihat lingran tubuh ular, masih dngan posisi   yang sama. Namun kepalanya ada di bawah. Bersamaan dengan itu, kepala   ular bergerak perlahan, ular itu kini melihat Karim dengan tatapan yang   sama seperti semalam. Sayu ia menatap seperti meminta belas kasihan.   Karim kemudian menutup dan mungunci kamar tersebut.
Keesokan  harinya, pagi sekali Karim kembali membuka pintu kamar di  seblah  ruangan TV. Pintu kamr di buka perlahan, dan ketika cahaya masuk k   kamar itu. Karim dapat mlihat lingran tubuh ular, masih dngan posisi   yang sama. Namun kepalanya ada di bawah. Bersamaan dengan itu, kepala   ular bergerak perlahan, ular itu kini melihat Karim dengan tatapan yang   sama seperti semalam. Sayu ia menatap seperti meminta belas kasihan.   Karim kemudian menutup dan mungunci kamar tersebut. Setelah selesai sarapan. Karim berangkat kerja dengan begitu banyak   pertanyaan di benaknya, tentang ular yang ada di kamarnya. Tidah   sedikitpun ia khawatir tentang keberadaan ular itu akan berbuat jahat.   Dan entah kenapa Karim merasa ular itu hanya ingin mengatakan sesuatu   dan bukan datang dengan maksud ingin melukai.
 Saat malam menjelang, Karin pulang dari tempat kerjanya. Dan dengan   sembunyi-sembunyi ketika istrinya memasak di dapur Kamar itu. Dan ular   itu masih ada seperti tidak bergerak sedikitpun. Karim kembali   menguncinya.
 Malam harinya Rusmini bermimpi, dia di datangi Laki laki Tua yang   berpakaian serba putih seperti. Dengan jelas lelaki itu berkata.
 “ Bilang pada suamimu untuk memaafkan kakaknya agar dia meninggal   secepatnya, Bunuh ular itu dan kubur baik baik. Terus ambil tanah di   mana dulu jenazah kakak suamimu di mandikan dan taburkan di atas makam   kakaknya. Karena sebenarnya dia belum benar benar meninggal “. Itulah   pesan laki laki tua itu yang di sampaikan pada Rusmini lewat mimpinya.
 Besuk paginya istri Karim menceritakan tentang mimpinya kepada suaminya.   Dia merasa bingung apa artinya dan bertanya ular apa yang di   maksudkan.Karim segera mengajak istrinya membuka pintu kamar dimana ular   itu berada. Melihat ular ada di dalam kamar istri pak karim lari   ketakutan.Karim segera menutup pintu kamar itu kembali dan mendatangi   istrinya.
 Istri Karim kemudian menyarankan kepada suaminya untuk membunuh ular itu   dan menguburkannya baik-baik sesuai pesan dalam mimpinya. Akhirnya pak   Karim mau mengikuti saran istrinya. Siang hari pak karim membuat bambu   runcing untuk di pakai membunuh ular tersebut, dan saat pintu kamar di   buka kepala ular itu menetap pak karim seperti kobra yang mau  menerkam.  Tapi tak lama ular tersebut meletakkan kepalanya ke lantai  seolah pasrah  utuk di bunuh.
 “ Kalau memang kamu jelmaan dari kakakku, aku sudah memaafkan semua   salahmu, sudah ku hapus semua hutangmu, dan aku sudah mengiklaskanmu,   pergilah kamu dengan tenang.”. Akhirnya Karim menusukkan bambu runcing   yang sudah dia siapkan tepat du badan ular tersebut, ular itu mati. Dan   bersamaan dengan itu ada sebagian teras rumah Karim ambles.
 Setelah menguburkan ular tersebut baik baik, karim pergi kerumah yang   dulu di tempati kakaknya. Karim berniat mengambil sedikit tanah tempat   dulu dimana kakaknya di mandikan, dan akan membawanya untuk di taburkan   di makam kakaknya.
 Sekitar jam empat sore hari Karim mendatangi makam kakaknya untuk   sekalian berziarah, Saat hendak melangkah keluar dari pemakaman pak   karim menengok kebelakang dan tepat di atas pemakaman kakaknya di   melihat sosok kakaknya tersenyum dan melambaikan tangan kearah Karim.   Karim menarik nafas dalam dalam dan beranjak pergi meninggalkan   pemakaman tersebut.
 *************************************************
 Kolaborasi  Ghara Xie Melati + R-82
 Gambar : Goegle
 Sumber cerita : Kisah Nyata
 
